Tiket Undangan Aku Indonesia Karya Cipta Guruh Sukarno Putra. 2 Tahun Museum Musik Indonesia.
Berikut arsip Museum Musik Indonesia dibalik tiket pertunjukan tersebut. Ditulis Hengki Herwanto dan Abdul Malik. Dilengkapi foto Johanes Antok. Terima kasih.
=======================
Bagian I
GURUH Sukarno Putra, adalah seniman yang memiliki visi ke depan. Salah satunya dapat kita simak dari salah satu lagu karya ciptanya berjudul Janger 1897 Saka:
Art shop megah berleret memagar sawah ( Cak he he )
Cottage mewah berjajar dipantai indah
Karya - cipta nan elok - indah ditantang alam modernisasi
Permai alam mulai punah karena gersang rasa mandiri
Boleh saja bersikap selalu ramah (-tamah)
bukanlah berarti bangsa kita murah
Kalau kawan tak berhati-hati bisa punah budaya asli
Kalau punah budaya asli harga diri tak ada lagi
(harga diri tak ada lagi maka tak dapat berbangga hati)
Janger Karya Fenomenal
Lagu Janger 1897 Saka ada di album Guruh Gipsy (1975). Merupakan kritik sekaligus kecemasan Guruh Sukarno Putra pada dunia pariwisata di Bali. “Contohnya disepanjang pantai Kuta dan Sanur, sawah-sawah sudah dijual.Juga sawah-sawah dari Bandara Ngurah Rai ke Ubud banyak yang dijual. Apa yang saya pikirkan sekarang terjadi. Bali kini compang camping. Ibarat gadis cantik yang sudah di make up dan dioperasi. Selintas sudah bagus namun dalamnya dedel duel. Rezim Orba adalah awal malapetaka di Indonesia”, demikian penjelasan Guruh Sukarno Putra dalam Jumpa Pers di Museum Musik Indonesia Jl.Nusakambangan 19 Kota Malang, Kamis 30 November 2017 pukul 16.00.
Untuk perhelatan Aku Indonesia dalam rangka Dua Tahun Museum Musik Indonesia, Guruh Sukarno Putra membawa 12 penari dari Kinarya GSP dan Bala GSP. Di tahun 70-an nama Guruh Sukarno Putra identik dengan Swara Mahardhika. Menurut penuturan Guruh, Swara Mahardhika kini menjadi yayasan, dan tidak untuk pentas. “Kinarya adalah padanan kata dari production. Saya sudah konsultasi dengan pakar Bahasa Indonesia, Bapak Anton Moeliono, dan Bapak Yus Badudu. Beliau berdua setuju bahwa terjemahan bahasa Indonesia production adalah kinarya.” GSP adalah suatu perusahaan showbiz yang didirikan Guruh Sukarno Putra. “ Orang menyangka GSP adalah singkatan nama saya. GSP adalah PT Gencar Semarak Perkasa”.
Guruh Sukarno Putra menjelaskan pada para jurnalis media cetak, televisi dan daring Malang Raya bahwa untuk pergelaran Aku Indonesia di Gedung Kesenian Gajayana, Sabtu, 2 Desember 2017 akan membawakan 4 tarian. “ Sebagai pembuka tari Indonesia Jaya. Disusul Trip to Bali diiringi lagu Janger 1897 Saka dari album Guruh Gipsy. Tari Gandrung Greget Sari terinspirasi Gandrung Banyuwangi dan Bali. Ditutup Gilang Indonesia Gemilang”.
Muhammad Guruh Irianto Sukarnoputra, lahir di Jakarta, 13 Januari 1953. Putra bungsu pasangan Ir. Soekarno, presiden pertama Republik Indonesia dan Fatmawati.Darah seni mengalir deras dari orang tuanya. Sejak kecil hingga hari ini tetap setia berproses dalam dunia seni. Namun Guruh tetap rendah hati. “Semua itu dari Allah SWT. Saya diberi bakat selain politik, diberi bakat seni budaya. Saya mendapat bakat, tahu-tahunya jadi lagu. Dalam menulis lagu ada proses lagu yang spontan, berdasarkan ilham. Yang kedua ada lagu berdasarkan pesanan, seperti ilustrasi film Gita Cinta Dari SMA, Puspa Indah Taman Hati, Ali Topan Anak Jalanan. “
Pribadi Spiritual
Menurut Guruh Sukarno Putra, proses kreatif dirinya sebagai seniman banyak dipengaruhi peranan dan proses dari pikiran kita, intelektual kita, intelegensia kita, mental kita, spiritual kita. Dalam kehidupan sehari-hari, Guruh lebih memilih istilah spiritual ketimbang religi. “Saya membentuk diri saya menjadi spiritual. Inti dari semua agama adalah spiritual. Saat mencipta Dia itu datang. Tahu-tahu suka datang. Ada suara di kuping dan jadi lagu.”
Ketika ditanya apakah ada rencana membuat album rekaman religi? Guruh lebih senang bicara spiritual ketimbang religi. Menurutnya religi membuat kita terkotak-kotak. “Agama itu spiritual plus kebudayaan. Adanya kebudayaan maka agama adalah ritual. Kalau saya bikin lagu, ada beberapa yang berisi spiritual misalnya lagu Mimpi yang dibawakan Harvey Malayholo. Itu lagu spiritual. Lagu Damai juga spiritual.Banyak lagu saya yang sifatnya spiritual atau perjuangan Indonesia”.
Obsesi Guruh yang belum terwujud adalah membuat film animasi yang dapat ditonton semua umur. Dengan sentuhan modern dan ada ilustrasi musik.
Bagi Guruh, semua yang dilakukannya adalah ibadah. Sebagai manusia. Sebagai warga negara Indonesia juga mempunyai prinsip bahwa semua yang dilakukannya untuk Indonesia. Perjuangan untuk Indonesia tercinta. Perjuangannya di bidang musik, seni tari. “Saya merasa mendapat penghargaan dari Museum Musik Indonesia yang telah mengundang saya kesini”. Guruh Sukarno Putra menegaskan bahwa dari segi permuseuman, Indonesia perlu sangat banyak museum. Museum apa saja. Museum musik, tari, seni rupa, otomatif, busana, apa saja. Museum Polri, Angkatan Darat, Angkatan Laut. Kita semua membutuhkan museum. “Saya sangat menghargai dengan didirikannya Museum Musik Indonesia. Dari segi ruang sangat kecil ruangannya. Mestinya Museum Musik yang besar. Dengan kekayaan musik di Indonesia. Saya sangat memperjuangkan keberadaan museum-museum di Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih dengan disimpannya koleksi karya-karya saya. Saya dengan senang hati turut merayakan HUT Museum Musik Indonesia.”
Dalam Jumpa Pers di Museum Musik Indonesia di Gedung Kesenian Gajayana lantai 2, Guruh Sukarno Putra didampingi Hengki Herwanto, Ketua Yayasan Museum Musik Indonesia dan Ciciel Sri Rejeki, Humas Museum Musik Indonesia, Teppo Ilham dari Museum Musik Indonesia. Turut hadir Bapak Bonnie Kusuma, Head of Consumer Banking BNI Wilayah Malang.
Bapak Hengki Herwanto dalam uluk salamnya sebagai pembuka Jumpa Pers mengatakan bahwa dalam peringatan HUT Museum Musik Indonesia ini akan ditampilkan pula puluhan instrumen musik etnik nusantara sumbangan Walikota-Bupati dari Sumatera sampai Papua. Kami ingin menunjukkan betapa kayanya Indonesia ini, begitu katanya.
Bapak Bonnie Kusuma menguraikan bahwa Bank BNI mendukung pergelaran Aku Indonesia sebagai bentuk dukungan Bank BNI agar Musik Indonesia menjadi tuan rumah di negeri sendiri dan Guruh Sukarno Putra adalah sosok musisi legend Indonesia.
Jumpa Pers juga dihadiri Kakang Mbakyu Kota Malang. Sebuah dukungan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang.
Gedung MMI Perlu Diperbesar
Ketika ditanya komentarnya tentang keberadaan Museum Musik Indonesia. Guruh Sukarno Putra menjawab bahwa adanya Museum Musik Indonesia adalah suatu keharusan. “Saya sendiri tidak tahu di Jakarta ada nggak museum musik. Saya sangat mengapresiasi di Malang ada Museum Musik Indonesia. Pemerintah Daerah seharusnya mendukung Museum Musik Indonesia lebih diperbesar dari segi kuantitas dan kualitasnya. Mungkin punya gedung tersendiri, kalau saya punya cita-cita”. Menurut penuturan Guruh, pengertian library bukan hanya perpustakaan buku namun hasil dari rekaman-rekaman baik audio, gambar film, itu ada museumnya. Dekat dari museum ada panggung untuk tempat kegiatan. Lebih besar lagi tepatnya. “Saya sangat senang dengan arsitektur gedung ini, art deco. Malang adalah kota art deco terbaik di Indonesia. Selain Malang ada Bandung, Jakarta, Surakarta, Medan, Jogja. Menurut saya gedung ini perlu dieman eman. Kalau mau dipugar, teman-teman media turut mendukung. Kakang Mbakyu bicara kepada Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang supaya dapat menjadi tempat tujuan wisata.”
Bu Ciciel Sri Rejeki, Humas Museum Musik Indonesia menambahkan informasi bahwa Koleksi Museum Musik Indonesia adalah pemberian dari masyarakat. “Kami berusaha merawat dengan baik. Kami telah melakukan digitalisasi sebanyak 28 ribu judul lagu dari jumlah koleksi sebanyak 250 ribu judul yang ada di Museum Musik Indonesia. Semua ini adalah database bangsa kita”.
Jumpa Pers berlangsung hampir satu jam dipungkasi dengan penandatangan oleh Guruh Sukarno Putra pada seluruh album rekaman vinyl, kaset dari Guruh Sukarno Putra yang dikoleksi Museum Musik Indonesia. Juga foto-foto Guruh Sukarno Putra hasil bidikan fotografer Museum Musik Indonesia, Johannes Antok.
(Hengki Herwanto, Abdul Malik)
=================================
Bagian II
Museum Musik Indonesia (MMI)
INDONESIA RAYA mengalun dari Gedung Kesenian Gajayana tepat pukul delapan malam.(2/12/2017). Pergelaran Aku Indonesia, Karya Cipta Guruh Sukarno Putra dimulai.Nova Sinden All Genre membawakan dua lagu Zamrud Khatulistiwa, Tanah Airku. Nova Sinden All Genre didukung Nova Andiano (sinden), Tika (sinden), Ugik (biola), Suga (kecapi), Yon (suling), Isa (sapek), Agus Gembo, Donny (bass). Mereka memainkan alat musik etnik Indonesia koleksi Museum Musik Indonesia.
Penampilan berikutnya Budi Ayuga Dancer dari Malang. Para penari muda bergerak ekspresif mengikuti alunan musik. Menarik.
Dialog
Dipandu Kakang Ega, Mbakyu Rima dari Kakang Mbakyu Kota Malang, ada sesi Dialog Budaya di panggung Gedung Kesenian Gajayana. Menghadirkan narasumber Ibu Ida Ayu Made Wahyuni Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang, Guruh Sukarno Putra dan Bapak Hengki Herwanto, Ketua Yayasan Museum Musik Indonesia.
Ibu Ida Ayu Made Wahyuni membuka dialog dengan pernyataan bahwa Malang pernah menjadi barometer musik rock di Indonesia. Kini di Malang ada Museum Musik Indonesia yang menyimpan semua jenis aliran musik.
Guruh Sukarno Putra menyatakan bahwa anak-anak Indonesia sekarang dijauhkan dari politik. Menurutnya malapetaka itu dimulai saat jaman Orde Baru.Guruh menemukan hal-hal yang membuatnya miris. Dalam sebuah perjalanan dinas sebagai anggota DPR RI Komisi X, di sebuah SD, Guruh menggambar peta Sumatra dan sang murid SD tidak tahu peta pulau mana itu saat Guruh bertanya.Ketika Guruh melontarkan pertanyaan lain, “Siapakah nama Bapak saya?”. Sang murid SD spontan menjawab “Soekarno Hatta”. Menurut Guruh jawaban itu sungguh menyesatkan.
Guruh Sukarno Putra (64) banyak menemukan fakta bahwa kebudayaan kita masih kebarat-baratan, keinggris-inggrisan. Judul lagu, film,fashion.Pemerintah sampai sekarang masih memble.” Jangan mendidik anak-anak dengan budaya barat apalagi medsos yang keinggris-inggrisan.”
Mencermati perkembangan pesat Museum Musik Indonesia, bertambahnya koleksi baru dan beragam, Ibu Ida Ayu Made Wahyuni menyatakan bahwa Museum Musik Indonesia membutuhkan tempat yang lebih luas. “Untuk itu Museum Musik Indonesia jangan bosan-bosan mengusulkan kepada Bapak Walikota.”. Bagaimana dengan program renovasi Gedung Kesenian Gajayana? Menurut penuturan Ibu Ida Ayu Made Wahyuni, ada moratorium yang menyatakan bahwa tahun 2018 tidak boleh ada program membangun gedung.”Tahun 2019 baru ada program pembangunan gedung. Mohon dukungan Museum Musik Indonesia.”
Dalam kesempatan berdialog, Bapak Hengki Herwanto, Ketua Yayasan Museum Musik Indonesia, menghaturkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Malang telah mendapat fasilitas sebagian dari lantai 2 Gedung Kesenian Gajayana di Jalan Nusakambangan 19. “Kami berharap Pemerintah Kota Malang dapat mengembalikan fungsi Gedung Kesenian Gajayana sesuai namanya.”
Menutup dialog, Kakang Ega, Mbakyu Rima bertanya kepada tiga narasumber: Satu kata untuk Museum Musik Indonesia. Begini jawabannya:
"Top. Luar Biasa" (Ibu Ida Ayu Made Wahyuni)
"Diharapkan dengan menjadi insan Indonesia yang memiliki kepribadian nasional" (Guruh Sukarno Putra)
"Semoga Museum Musik Indonesia bermanfaat bagi masyarakat" (Hengki Herwanto)
Serampung Dialog Budaya, Kinarya GSP membawakan tari Indonesia Jaya. Dua belas penari, enam laki-laki dan enam perempuan riang gembira menari. Tata lampu dan sound system sangat mendukung kemegahan repertoar tari Indonesia Jaya. Sungguh rancak.Sepuluh menit yang memesona.
Seusai tari dari Kinarya GSP, Firman, stand up comedy dari Singosari mengocok perut seluruh penonton.
Duo Unyep dan Antok Yunus membawakan lagu Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan (Payung Teduh) dan satu instrumental Rel Sepur. Kami mencatat bahwa kedua musisi tersebut memiliki skill bermain gitar yang mengagumkan. Salut Sam..
Tari Trip to Bali dari Kinarya GSP memesona. Diiringi lagu Janger 1897 Saka dari album Guruh Gipsy (1975).
Yon Gondrong One Man Band tampil unik dengan berbagai alat musik di sekujur tubuhnya.Membawakan lagu yang ditulisnya sendiri, Aku Cinta Indonesia. One Man Band adalah Lestariyon, lahir di Sumberputih Wajak Kabupaten Malang, 11 Agustus 1969.
Firman, stand up comedy dari Singosari kembali tampil menghibur penonton.
Acara rehat sejenak. Ada penandatanganan Nota Kesepakatan antara Museum Musik Indonesia (diwakili Bapak Hengki Herwanto, Ketua Museum Musik Indonesia) dan Pemerintah Kota Ambon (diwakili Bapak Ronny Loppies, Direktur Ambon Music Office).
Seusai penandatanganan Nota Kesepakatan, giliran Wiwie GV Project menyuguhkan penampilan musik berkualitas.Wiwie GV Project didukung Viva Permadi (akrab dipanggil Wiwie GV), Djajusman, Merry, Teppo Ilham. Membawakan komposisi Indonesia Tanah Air Beta (Ismail Marzuki, 1914-1958), dan beberapa komposisi karya Guruh Sukarno Putra: Melatih Putih dan Untukmu Indonesiaku. Berkolaborasi bersama Nova Sinden All Genre Wiwie GV Project memainkan alat-alat musik koleksi Museum Musik Indonesia hasil sumbangan Walikota-Walikota anggota APEKSI.
Tari Gandrung Greget Sari dan Gilang Indonesia Gemilang pun menjadi pamungkas pergelaran Aku Indonesia Karya Cipta Guruh Sukarno Putra dalam rangka Dua Tahun Museum Musik Indonesia.
Seratus lima puluh enam menit yang berkesan.
Apresiasi Penonton
"Ketika masuk di Gedung Kesenian Gajayana saya sempat iri juga..kenapa tari tradisi dan kontemporer tak dibuatkan event semegah itu ??? dan ticketing??? tapi saya salut pada GSP karena masih mengusung tema tradisi nusantara didalam setiap tarinya dan dikemas menjadi lebih kekinian dengan diiringi musik yang menarik menjadikan tampilan tarian lebih menarik" (Meilia Shofa, 42, penari, pendiri Sanggar Padma Kartyasa, Perum Sawojajar 2 Malang)
"Acara tersebut menjadi sebuah ruh untuk kebangkitan kembali dunia permusikan yang ada di Malang khususnya dan harapan itu Malang selalu menjadi barometer dunia permusikan Indonesia. Malang menjadi corong dunia musik dan ke depan semoga Gedung Kesenian Gajayana kembali aktif, dengan berbagai gelaran seni dan budaya dimana masyarakat mendapatkan hiburan budaya, mendapatkan senyum-senyum simpul manis yang tak pernah berhenti dengan gelaran-gelaran yang menarik" (RM Prayoga BP, SH. 29, Ketua Umum Asosiasi Pecinta Keris Indonesia (APIK), Jl.Titan Asri X no.3 Malang)
"Selain untuk merayakan dua tahun kelahiran MMI, pagelaran ini sekaligus juga merayakan keindahan Indonesia melalui karya Guruh. Ini adalah momentum bagus untuk kembali menjelajahi ragam kekayaan tanah air. Terimakasih kepada MMI. Selamat ulang tahun. Semoga makin banyak menebar pengetahuan mengenai dunia musik Indonesia bagi masyarakat luas. Semoga lebih banyak menghadirkan peristiwa musikal melalui berbagai kegiatan dan pementasan berkualitas" (Rosana Hariyanti, staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya)
"Semoga MMI semakin mengakar, menggaung serta menggurita. lebih kreatif lagi dalam wardrobe dan stage" (Nova Sinden All Genre, Malang)
"Pada dasarnya Ok. Cuman penonton kurang meluber, ini mungkin maaf era GSP Anak Jaman Now kurang tau. Bagi saya no problem. Lebih baik penonton sedikit tapi apresiasi tinggi. Untuk Wiwik, Wahyu sangat Ok dan penampil lain pun Ok..maaf sayang rundown ada jeda tapi ini teknis gakpapa. Yang jelas sebuah keberanian yang diacungi jempol dan tercatat bahwa MMI berani beda dari yang ada. Saluuut...!" (Wiro Kribo, Solo)
(Hengki Herwanto, Abdul Malik)