North Sulawesi
Type of Collection | : Cassete |
Artist/Group | : Kolintang Kadoodan |
Album Title | : Kolintang Kadoodan |
Origin | : North Sulawesi |
Language | : Manado |
Year of Release | : No Data |
Label | : Remaco Record |
Serial number | : No Data |
Contributor | : Hengki Herwanto, Malang, 18-Mei-2021 |
Reference Link:
Tracklist
NO | Song Title | Songwriter | Lead Vocal |
SIDE A | |||
1 | Manesel | No Data | Vivi Sumanti |
2 | Ukur Dai Majadi | No Data | Frans Daromes |
3 | Pici-Picin | No Data | Vivi S/Sonya/Cilya |
4 | Umbanuaku | No Data | Vivi Sumanti |
5 | Momasa Katupat | No Data | Vivi S/Frans Daromes |
6 | Bunga Rosi | No Data | Vivi S/Frans Daromes |
7 | Saru-Saru Dutu | No Data | Frans Daromes |
8 | Tea Pamele Melen | No Data | Vivi S/Sonya/Cilya |
9 | Sapa Suru | No Data | Vivi Sumanti |
10 | Kasusa Sanang | No Data | Frans Daromes |
SIDE B | |||
1 | A Ro Roi | No Data | Vivi S/Sonya/Cilya |
2 | Kinelongan | No Data | Vivi Sumanti |
3 | Jam Pukul Lima | No Data | Vivi S/Frans Daromes |
4 | Siko Si Ketare | No Data | Ronny Sumanti |
5 | Kosili Sili | No Data | Vivi S/Frans Daromes |
6 | Tumulau Se Patuari | No Data | Ronny Sumanti |
7 | Ibu Tersayang | No Data | Frans Daromes |
8 | Se Ngido Ngidodo | No Data | Vivi S/Frans Daromes |
9 | Dou Wo Se Tua | No Data | Vivi Sumanti |
10 | Si Towo Putarbale | No Data | Vivi S/Sonya/Cilya |
BIOGRAPHY
Kolintang Kadoodan is the name of an Indonesian music group founded by Alfred Sundah in 1970. This group consists of 6-7 music players, and most of the musical instruments used are kolintang (traditional Indonesian musical instruments from North Sulawesi). They often bring folk songs from North Sulawesi which are presented to the accompaniment of kolintang musical instruments.
Alfred Sundah is a humanist, musician and songwriter from Lembean Village, North Sulawesi Province. He is also known as the National Kolintang Figure because he has contributed greatly to the development of the Kolintang musical instrument so that it can be known at the national and international level. Thanks to Alfred Sundah’s contribution, the kolintang, which was previously a single musical instrument in the form of a melody played by one person, has been successfully developed into an ensemble musical instrument. Apart from being a melodic instrument, kolintang can also be collaborated with bass, guitar and ukulele in accompanying a song.
ABOUT ALBUM
This cassette album, entitled Kolintang Kadoodan, is their first cassette album. This album contains 20 songs, most of which are folk songs from the province of North Sulawesi. The singers who sing the songs on this album are also from the province of North Sulawesi. They are: Vivi Sumanti, Frans Daromes, Sonya, Cilya and Ronny Sumanti. North Sulawesi folk songs that are quite well known on this tape are Manesel, Kinelongan and Jam Pukul Lima.
STORY
Kolintang is a typical musical instrument from the Minahasa Tribe (a tribe in North Sulawesi Province) which is made of wood. If this instrument is hit, it can produce a fairly long sound and produce high and low notes. Kolintang is made of a type of wood that is rather light but quite dense and the wood fibers are arranged in such a way as to form parallel lines. Several types of wood used to make Kolintang are: Egg wood (Alstonia sp), Wenuang wood (Octomeles Sumatrana Miq), Cempaka wood (Elmerrillia Tsiampaca) and Waru wood (Hibiscus Tiliaceus).
The word Kolintang comes from the sounds: Tong (low tone), Ting (high tone) and Tang (middle tone). In the past, in the Minahasa local language, to invite people to play this instrument they said: “Let’s play Tong Ting Tang” with the phrase “Maimo Kumolintang” and from that custom came the name “KOLINTANG” for the name of the musical instrument.
The use of kolintang has a close relationship with the traditional customs and beliefs of the Minahasa people. This musical instrument is widely used in ritual ceremonies of the Minahasa tribe in connection with the worship of the spirits of the ancestors. In 2013, the kolintang musical instrument was recognized as an intangible cultural heritage of Indonesia by the Indonesian Ministry of Education and Culture. Furthermore, kolintang musical instruments will be proposed to UNESCO to be used as world cultural heritage such as batik and angklung.
VALUE
The important values that can be obtained from this album are:
- This album contains folk songs from North Sulawesi Province and sung in the local language
- The singers in this album are singers who also come from the North Sulawesi Region
- The musical arrangement in this album uses the kolintang as the main musical instrument, so that the existence of this album plays a role in efforts to preserve and introduce the kolintang musical instrument to the people of Indonesia and the world.
Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Biography
Kolintang Kadoodan adalah nama sebuah group musik Indonesia yang didirikan oleh Alfred Sundah pada tahun 1970. Grup ini terdiri atas 6-7 orang pemain musik, dan sebagian besar Instrument musik yang digunakan adalah kolintang (instrument musik tradisional Indonesia asal Sulawesi Utara). Mereka sering membawakan lagu-lagu daerah dari Sulawesi Utara yang disajikan dengan iringan musik kolintang.
Alfred Sundah adalah seorang budayawan, musisi dan pencipta lagu yang berasal dari Desa Lembean, Provinsi Sulawesi Utara. Dia disebut juga sebagai Tokoh Kolintang Nasional karena mempunyai kontribusi besar bagi pengembangan alat musik kolintang hingga bisa dikenal di tingkat nasional hingga international. Karena berkat Kontribusi Alfred Sundah, kolintang yang sebelumnya adalah alat musik tunggal berupa melodi yang dimainkan satu orang, telah berhasil dikembangkannya menjadi alat musik ansamble. Karena selain sebagai melodi, kolintang juga bisa dikolaborasikan dengan bass, gitar dan ukulele dalam mengiringi sebuah lagu.
About Album
Album kaset yang berjudul Kolintang Kadoodan ini merupakan album kaset pertama mereka. Album ini berisikan 20 buah lagu, dimana sebagian besar adalah lagu daerah dari provinsi Sulawesi Utara. Yang menyanyikan lagu-lagu di album ini adalah Para penyanyi yang berasal dari provinsi Sulawesi Utara. Mereka adalah: Vivi Sumanti, Frans Daromes, Sonya, Cilya dan Ronny Sumanti. Lagu daerah Sulawesi Utara yang cukup terkenal di kaset ini yaitu Manesel, Kinelongan dan Jam Pukul Lima.
Story
Kolintang merupakan alat musik khas dari Suku Minahasa (Sebuah suku yang berada di Provinsi Sulawesi Utara) yang terbuat dari bahan dasar yaitu kayu. Jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan menghasilkan nada-nada tinggi maupun rendah. Kolintang terbuat dari jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar. Beberapa Jenis kayu yang digunakan untuk membuat Kolintang adalah: kayu Telur (Alstonia sp), kayu Wenuang (Octomeles Sumatrana Miq), kayu Cempaka (Elmerrillia Tsiampaca)dan kayu Waru (Hibiscus Tiliaceus).
Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu dalam bahasa daerah Minahasa, untuk mengajak orang bermain alat musik ini mereka berkata: “Mari kita ber Tong Ting Tang” dengan ungkapan “Maimo Kumolintang” dan dari kebiasaan itulah muncul nama “KOLINTANG” untuk sebutan alat musik tersebut.
Adapun pemakaian kolintang memiliki hubungan erat dengan adat dan kepercayaan tradisional rakyat Minahasa. Alat musik ini banyak digunakan dalam upacara-upacara ritual Suku Minahasa sehubungan dengan pemujaan arwah para leluhur. Pada tahun 2013, Alat musik kolintang diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Selanjutnya alat musik kolintang akan diusulkan kepada UNESCO agar dijadikan sebagai warisan budaya dunia seperti halnya batik dan angklung.
VALUE
Nilai penting yang bisa didapat dari album ini yaitu:
- Album ini berisikan lagu-lagu daerah dari Provinsi Sulawesi Utara dan dinyanyikan dengan bahasa daerah setempat
- Para penyanyi di album ini adalah penyanyi yang juga berasal dari Wilayah Sulawesi Utara
- Aransemen musik di album ini menggunakan alat musik tradisi khas Sulawesi Utara yaitu kolintang sebagai alat musik utamanya, sehingga album ini turut berperan dalam upaya melestarikan dan memperkenalkan alat musik kolintang kepada masyarakat Indonesia dan dunia.
Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia