PLK Yogya – Tembang Dolanan Kreatif

0

Yogyakarta

Type of Collection: Cassete
Artist/Group: PLK YOGYA Lead by Otok Bima Sidarta
Album Title: Tembang Dolanan Kreatif (Creative Traditional Children’s Game Song)
Origin: Yogyakarta Province
Language : Java
Year of Release: 1995
Label: Fajar record
Serial number: No Data
Contributor: Museum Musik Indonesia, Malang, 9-September-2021

Reference Link: https://www.youtube.com/watch?v=npnDrm9TlKY

Tracklist

NO  Song TitleSongwriterLead Vocal
 SIDE A  
1GetukManthou’sPLK Yogya
2Sluku2 BathokNo DataPLK Yogya
3Menthok MenthokHardjo SubrotoPLK Yogya
4JarananNo DataPLK Yogya
5Cublak-cublak SuwengNo DataPLK Yogya
 SIDE B PLK Yogya
1Cublak-cublak SuwengNo DataPLK Yogya
2JarananNo DataPLK Yogya
3Menthok MenthokHardjo SubrotoPLK Yogya
4Sluku2 BathokNo DataPLK Yogya
5GetukManthou’sPLK Yogya

BIOGRAPHY

Pusat Latihan Karawitan Yogyakarta (PLK Yogya) is the name of a studio of karawitan (Javanese traditional music) founded and led by Otok Bima Sidarta in the city of Yogyakarta. Otok Bima Sidarta is the son of Bagong Kussudiardja (a famous Indonesian dance choreographer and painter), he inherited his artistic talent from his father. Otok Bima Sidarta has expertise in musical arts, dance, painting, and stage arts. Otok Bima Sidarta has several times participated in art performances abroad. One of them is that he joined the art troupe for the Olympic International in Seoul, South Korea in 1990. Until now, Otok Bima Sidarta who lives in Yogyakarta is still active in performing Karawitan art activities with PLK Yogya.

ABOUT ALBUM

This cassette from PLK Yogya entitled “Tembang Dolanan Kreatif” (Means in English is Creative Traditional Children’s Game Song) is an album containing a song with the theme “Tembang Dolanan” (Children’s songs in Javanese which they usually sing when playing together). The songs are sung in Javanese, played to the accompaniment of gamelan music (Gamelan is one of Indonesia’s traditional musical instruments). This cassette album contains 10 songs, side A and B each contain 5 songs. This cassette is a production of Fajar Record and was produced in 1995. Some of the famous songs in it are: Getuk, Menthok-menthok and Cublak-cublak Suweng.

STORY

Tembang dolanan is a song that is usually sung by children in Java in ancient times when they played with their friends. Unlike other songs, tembang dolanan song is not bound by certain rules. This tembang dolanan song is not just an ordinary song, but the song also contains advice and lessons that can be taken. This tembang dolanan song is usually sung with the accompaniment of gamelan music. But unfortunately, now the tembang dolanan song is no longer popular among modern-day children. This is because they now prefer to play video games on smartphones or computers.

Tembang Dolanan songs themselves can be categorized into 2 different types, namely:

  1. Classic “Tembang Dolanan”

Tembang Dolanan classic is a children’s game song whose author’s name may not be known, it is classic in nature, and the meaning of the song is difficult to guess. Usually this song was created and has been around for a long time, even before the 1900s. Examples of Classic Dolanan songs are: Gundul Gundul Pacul, Jaranan, Cublak Cublak Suweng, etc.

  • Modern “Tembang Dolanan”

The Modern Tembang Dolanan  is a children’s game song which is a new creation, the meaning of the song is easy to guess, and the author’s name is known. If the Classic Tembang Dolanan was created very long ago, The Modern Tembang Dolanan was created not too long ago, estimated in the year after the 1940s. Examples of Modern Tembang Dolanan songs are: Getuk, Gugur Gunung, Menthog Menthog, etc.

  1.  Cublak-Cublak Suweng

Song Lyrics:

Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelender,
Mambu ketundung gudel,
Pak empong lera-lere, sopo ngguyu delikakkake,
Sir sir pong dhele gosong, sir-sir pong dhele gosong.

Song Meaning

This Cublak-cublak suweng song is usually sung by children when they play guessing games using a pebble that is rotated from hand to hand. In this game, the losing child must be willing to use his back as a table to play. If he can guess the location of the stone correctly, then his position will be replaced by someone else.

  • Menthok-menthok

Song Lyric:

Menthok, menthok, tak kandani mung lakumu,
Angisin-ngisini mbok to aja ngetok,
Ono kandhang wae enak-enak ngorok, ora nyambut gawe,
Menthok, menthok mung lakumu
Megal megol gawe guyu.

Song Meaning

This Tembang Dolanan song is usually sung when children play “menthok-menthokan”. This game requires them to demonstrate the “menthok” style (Taken from the Javanese language, which means duckling) when walking while shaking their buttocks. Usually, several people will sing together and one of them has to perform a “menthok” style.

VALUE

The important values that can be obtained from this album are:

  • This cassette album plays a role in preserving and introducing children’s play songs, especially to children who live and grow up on the island of Java.
  • The songs in this album contain advice and lessons that can be taken for children’s education.
  • The musical accompaniment on this album uses gamelan music, so that it helps to maintain the elements of traditional music, especially traditional Javanese art.

(Writter : Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia)

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Biography

Pusat Latihan Karawitan Yogyakarta (PLK Yogya) merupakan nama dari sebuah sanggar seni karawitan (Seni musik tradisional Jawa) yang didirikan dan dipimpin oleh Otok Bima Sidarta di Kota Yogyakarta. Otok Bima Sidarta adalah anak dari Bagong Kussudiardja (Seorang Koreogrfer Tari dan Pelukis terkenal Indonesia), dia mewarisi bakat seni dari ayahnya. Otok Bima Sidarta memiliki keahlian di bidang musik karawitan, seni tari, seni lukis, dan seni panggung. Otok Bima Sidarta pernah beberapa kali berpartisipasi dalam pementasan seni di luar negeri. Salah satunya Ia pernah ikut rombongan seni untuk Olympic International di Seoul, Korea Selatan pada 1990. Sampai saat ini, Otok Bima Sidarta yang tinggal di Yogyakarta masih aktif melakukan kegiatan seni Karawitan bersama PLK Yogya. 

About Album

Kaset dari PLK Yogya  yang berjudul “Tembang Dolanan Kreatif” ini merupakan album yang berisikan lagu dengan tema “Tembang Dolanan”. Tembang dolanan adalah lagu anak-anak berbahasa Jawa yang biasanya mereka nyanyikan ketika bermain bersama. Lagu-lagu tersebut dinyanyikan menggunakan bahasa Jawa yang disajikan dengan iringan musik gamelan (Gamelan adalah instrument music traditional Indonesia). Album kaset ini berisikan 10 buah lagu, side A dan B masing-masing berisi 5 buah lagu. Kaset ini merupakan produksi dari Fajar Record dan diproduksi pada tahun 1995. Beberapa lagu yang terkenal di dalamnya adalah: Getuk, Menthok-menthok dan Cublak-cublak Suweng.

Story

Tembang dolanan adalah lagu yang biasanya dinyanyikan anak-anak di Jawa pada zaman dahulu pada saat mereka bermain bersama teman-temannya. Berbeda dengan lagu-lagu lain, tembang dolanan tidak terikat oleh aturan-aturan tertentu. Tembang dolanan ini bukan hanya sekedar lagu, tetapi dalam lagu tersebut juga terdapat nasehat dan pelajaran yang bisa diambil. Tembang dolanan ini biasanya disajikan dengan iringan music gamelan. Namun sayang, kini tembang dolanan tersebut tak lagi popular di kalangan anak-anak zaman modern. Ini disebabkan karena mereka kini lebih senang bermain video game yang ada di smartphone ataupun computer.

Tembang dolanan sendiri bisa dibagi menjadi 2 jenis yang berbeda, yaitu :

  1. Tembang Dolanan Lawas (Tembang Dolanan Lama/classic)

Tembang Dolanan Lawas yaitu tembang dolanan yang mungkin tidak diketahui nama pengarangnya, sifatnya klasik, dan makna lagunya sulit untuk ditebak. Biasanya lagu ini diciptakan dan sudah ada sejak dulu, bahkan sebelum tahun 1900-an. Contoh Tembang Dolanan Lawas adalah : Gundul Gundul Pacul, Jaranan, Cublak Cublak Suweng, dsb.

  • Tembang Dolanan Anyar (Tembang Dolanan Baru/modern)

Tembang Dolanan Anyar yaitu Tembang Dolanan yang sifatnya merupakan kreasi baru, mudah ditebak makna lagunya, dan diketahui siapa nama pengarangnya. Jika Tembang Dolanan Lawas diciptakan sangat lama, maka Tembang Dolanan Anyar diciptakan belum terlalu lama, misalnya pada tahun setelah 1940 an. Contoh Tembang Dolanan Anyar adalah: Getuk, Gugur Gunung, Menthog Menthog, dsb.

            Berikut adalah cerita dan makna yang terdapat pada dua buah lagu tembang dolanan yang ada di album ini yaitu Cublak-Cublak Suweng dan Menthog-Menthog:

  1. Lagu Cublak-Cublak Suweng

Berikut lirik lagu cublak-cublak suweng tersebut:

Cublak-cublak suweng, suwenge teng gelender,
Mambu ketundung gudel,
Pak empong lera-lere, sopo ngguyu delikakkake,
Sir sir pong dhele gosong, sir-sir pong dhele gosong.

Lagu Cublak-cublak suweng ini biasanya dinyanyikan oleh anak-anak ketika mereka bermain tebak-tebakkan dengan menggunakan satu butir kerikil yang diputarkan dari tangan ke tangan. Dalam permainan ini, anak yang kalah harus rela punggungnya dijadikan meja untuk bermain. Jika ia dapat menebak letak batu dengan benar, maka posisinya akan digantikan oleh orang lain.

  • Lagu Menthok-menthok

Berikut ini lirik lagu menthok-menthok tersebut:

Menthok, menthok, tak kandani mung lakumu,
Angisin-ngisini mbok to aja ngetok,
Ono kandhang wae enak-enak ngorok, ora nyambut gawe,
Menthok, menthok mung lakumu
Megal megol gawe guyu.

Tembang dolanan ini bisa dikumandangkan saat anak-anak bermain menthok-menthokan. Permainan ini mengharuskan mereka memperagakan gaya “menthok” (Diambil dari Bahasa Jawa, yang artinya adalah anak bebek) ketika berjalan sambil menggoyang-goyangkan pantatnya. Biasanya, beberapa orang akan menyanyikan bersama-sama dan salah satu dari mereka harus memperagakan gaya berjalan “menthok”.

VALUE

Nilai-nilai penting yang bisa didapat dari album ini yaitu:

  1. Album kaset ini turut berperan dalam memperkenalkan dan melestarikan lagu dolanan anak-anak, khususnya kepada anak-anak yang tinggal dan besar di Pulau Jawa.
  2. Terdapat nasehat dan pelajaran dalam lagu-lagu di album ini yang bisa diambil untuk pendidikan anak-anak.
  3. Iringan musik di album ini menggunakan iringan musik gamelan, sehingga turut menjaga unsur musik tradisionalnya khususnya tradisional Jawa

Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here