Andang Bachtiar dan Penyelaras Konser di Surabaya

0

SURABAYA| MUSEUMMUSIKINDONESIA-Selama ini, paling jauh kita menyentuh sisi antropologi-arkeologi untuk mendapatkan simpul-simpul kearifan purba yang mendasari keindahan-kemanfaatan seni budaya. Jarang kita saksikan ada yang menyelam jauh sampai ke geologi: bebatuan apa saja yang mendasari/mengalasi daerah-daerah yang secara sosial-budaya sedang kita gerataki. Apalagi melacak jauh ke awal mula jadi batu-batuan itu yang bisa saja berasal dari tempat-tempat yang jauh, yang kemudian terpisah-pisah dan mengumpul dengan serpihan-serpihan batuan (baca: lempeng bumi) dari tempat lainnya lalu membentuk alas bumi batuan yang ada sekarang, sejarah tektonik lempengnyalah. Nah, kalau kita bisa menguraikan sejarah geologi tektonik lempeng bumi Jawa Timur dan mencoba menghubungkannya dengan fenomena-fenomena seni budaya yang ada di permukaan buminya, mungkin akan banyak hal-hal baru yang bisa kita pahami dan bermanfaat untuk proses kreatif positif selanjutnya.

Fenomena Jawa Timur yang merupakan pertemuan dari 3 lempeng dunia yang membuatnya menjadi daerah yang cukup rawan terhadap bencana geologis. Untuk itu dibutuhkan penyampaian informasi tentang mitigasi bencana. Bukan untuk membuat masyarakat ketakutan akan tetapi agar kita senantiasa siap saat bencana geologis itu datang sehingga kita bisa meminimalisir korban dan kerugian. Selain dari pada bencana yang selalu mengintip kita, ada banyak sumber daya alam yang terkandung di dalamnya dan hal tersebut sebanyak-banyaknya diusahakan untuk kemanfaatan bagi kemakmuran rakyat. Untuk itulah kami berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ilmu-ilmu Geologi/Kebumian dengan pendekatan seni budaya.

Dr. Ir. Andang Bachtiar M.Sc yang – seorang Geologis Merdeka – menyanyikan syair puisinya menggandeng anak-anak muda dari tanah kelahirannya, Malang, untuk menyelaraskan puisi-puisinya yang diciptakan sejak kurun waktu yang lama. Maka jadilah Penyelaras.

Penyelaras terdiri dari Charles Djalu yang bertindak sebagai arranger, lead guitar dan vocal. Lalu ada Endri Wejoe yang memainkan bass dan juga menggarap aransemen musik. Redy Eko Prastyo yang memainkan sape dan dawai cempluk, sebuah gitar hasil olah karya warga kampung tempat Redy tinggal. Kemudian Andhika Riptayudo Nugroho sebagai arranger dan keyboardist. Retno Pamedarsih, istri Andang Bachtiar juga ikut sebagai vocalist. Didalam perjalanannya Andang Bachtiar dan Penyelaras dibantu Angga Rhaditya Irawan yang memainkan drum dan Wahyu Kurnia pada gitar. Menamakan grupnya dengan nama ANDANG BACHTIAR DAN PENYELARAS, mereka dengan rasa percaya diri membuat genre musik yang mereka sebut dengan GEOPUISILOSOFI.

Konser kerja sama antara ANDANG BACHTIAR DAN PENYELARAS dengan IAGI (Ikatan Ahli Geologi Indonesia) Jawa Timur yang bertajuk KONSER KATAKLASTIK BUDAYA JAWA TIMUR; PERTEMUAN TIGA LEMPENG DUNIA yang akan kami selenggarakan pada hari Sabtu tanggal

16 September 2023 pada pukul 19:00 hingga 22:00. Di konser ini, kami mengajak beberapa pihak untuk bersepanggung. Dari Paduan Suara Anak Kinaryosih GKJW Jemaat Surabaya, UNESA Lite Orchestra juga Paduan Suara Mahasiswa ITS Surabaya yang pada Bulan Juli lalu mengukirkan prestasinya sebagai Grand Prix Championship pada Singapore International Choral Festival 2023. Seorang penari senior Surabaya, Swandayani Swan, yang merupakan puteri dari pelukis senior Alm. Tedja Suminar dan juga penari Soul Esto dari Studio Tedja akan menginterpretasikan lagu- lagu ANDANG BACHTIAR DAN PENYELARAS dalam gerak tarian.

Tak ketinggalan beberapa pakar Geologi asal Jawa Timur juga berpartisipasi memberikan materi Geologi dalam sajian berupa puisi. Hal ini mungkin bukanlah sesuatu yang baru bahwa ilmu pengetahuan bisa disampaikan melalui puisi. Para pakar Geologi Jawa Timur tersebut adalah: selain dari pada Dr. Ir. Andang Bachtiar M.Sc – GDA / UNDIP Semarang yang merupakan arek Malang juga ada: Dr. Ir. Amin Widodo M.Si – ITS Surabaya, Dr. Ir. Eko Teguh Paripurno, M.T – UPN Veteran Yogyakarta, Dr. Ir. Wahyudi Citro Siswoyo, M.Sc, – ITS Surabaya, Dr. Ir. Helmy Daryanto – HAD Surabaya dan Prof. Drs. Adi Susilo, M.Si., Ph.D – Universitas Brawijaya Malang.

“Dalam malam pergelaran nanti pertunjukan akan kami bagi dalam 3 segmen yaitu: Segmen 1 Eurasia, Segmen 2 India-Australia dan segmen 3 Pasifik. Pada setiap segmennya akan ada lagu-lagu, materi- materi yang dibawakan oleh para pakar Geologi dan tarian,” ungkap Ahmad Nashuha, Selasa (5/12/2023).

Selanjutnya Ahmad Nashuha berharap bahwa pergelaran tersebut bisa menjadi terobosan baru dalam hal penyampaian Ilmu-ilmu Pengetahuan. “Bukan hanya dalam hal Ilmu Geologi/ Ilmu Kebumian melainkan juga Ilmu Pengetahuan lainnya. Bagaimana kita menyampaikan mitigasi bencana di tanah air kita, khususnya (kali ini) untuk Jawa Timur. Dalam khazanah seni tradisional dan juga local wisdom yang ada di masyarakat sebenarnya sudah bercerita tentang bencana. Akan tetapi kali ini disampaikan berdasarkan Ilmu Pengetahuan yang bersumber dari penelitian yang terus berkesinambungan,” imbuh Ahmad Nashuha.

“Melalui pagelaran ini kami juga berharap menghadirkan sebuah pengalaman pertunjukan yang unik hasil kolaborasi antara unsur-unsur musik, pidato kebudayaan, audiovisual dan performing art. Sehingga hal ini bisa menjadi semacam pembuka wawasan baru bagi generasi muda Jawa Timur, pelajar, mahasiswa, seniman muda, aktifis lingkungan hidup serta para pegiat budaya lainnya,” pungkas Ahmad Nashuha.

https://form.jotform.com/etnicholic/Konser-KATAKLASTIK-BUDAYA registrasi untuk menonton konser KATAKLASTIK BUDAYA-ANDANG BACHTIAR DAN PENYELARAS

Dok.foto: Andang Bachtiar dan Penyelaras

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here