Pusat Musik Liturgi Yogyakarta – Musik Halus Dari Alam Gersang

0

EAST NUSA TENGGARA

Type of Collection: VCD Audio Video
Artist/Group: Pusat Musik Liturgi Yogyakarta (Yogyakarta’s Liturgi Music Center)
Album Title: Musik Halus dari Alam Gersang (Smooth Music From Arid Nature)
Origin: East Nusa Tenggara Province
Language: Rote
Year of Release: 2003
Label: PML Yogyakarta
Serial number: PML 2003
Contributor: Gardika Gigih P

Reference Link:

TRACKLIST

NO  Song TitleSongwriterVocal
1PendahuluanNo DataNo Data
2Pembuatan Sasandu di OebeloputiNo DataNo Data
3Lagu Perjuangan melawan penjajahNo DataNo Data
4Asal-usul SasanduNo DataNo Data
5Instrument Sasandu ViolNo DataNo Data
6Lagu: Au Asa NedaNo DataNo Data
7Tari Teo TonalNo DataNo Data
8Tari Hendo NdaoNo DataNo Data
9Tari KebalaiNo DataNo Data
10Tari FotiNo DataNo Data
11Tari PerangNo DataNo Data
12Tari MelingkarNo DataNo Data
13Ritus Memohon HujanNo DataNo Data
14Ritus Mengambil Mayang dari pohon lontarNo DataNo Data
15Ritus Safetai OeNo DataNo Data
16Merim kuno di rumah Raja Ti’iNo DataNo Data
17Lagu Hasil Lokakarya: Dalam RintihanNo DataNo Data
18Lagu Hasil Lokakarya: Ayun LangkahmuNo DataNo Data

BIOGRAPHY

Yogyakarta Liturgical Music Center (PML) was founded on July 11, 1971 by Pastor Karl Edmun Prier SJ (Romo Prier), he is a German Catholic priest who has worked in Indonesia since 1964. When he first came to Indonesia, Pastor Prier became close friends with Paul Widyawan, a musician and church songwriter from Yogyakarta. They often discuss about liturgical music and Indonesian culture. In the intense discussion, Pastor Prier and Paul Widyawan had the same idea to handle the music of the Catholic Church in Indonesia professionally. After finalizing ideas and concepts, in 1971 they both established a Music Workshop which was later called the Center for Liturgical Music Yogyakarta (PML). PML has a goal to continue to work and create liturgical music that has typical of Indonesian style.

PML’s vision – mission is to serve the development of music in Indonesia in general, and in particular to liturgical music, especially in the context of inculturation or “disclosure of liturgical celebrations in procedures and an atmosphere of worship that are in harmony with local cultural tastes.

ABOUT ALBUM

This VCD album was released in 2003 which was self-produced by PML Yogyakarta. The title of this album is “Musik Halus dari Alam Gersang” which means “Smooth Music From Arid Nature”. This album is a Documentation of the Liturgical Music Composition Workshop held in Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara Province, Indonesia. In order to seek input for the material “Workshop on Liturgical Music Composition in Rote Ndao Style”, PML Yogyakarta collaborated with the Timor Gospel Christian Church in Rote Ndao. The recording process was carried out in Oebafok Village and involved local musicians and dancers. This album contains 18 tracks, in which there are video documentaries, songs, dances and traditional rituals of the Rote Ndao area and also added two new songs created from the Workshop. Unfortunately in this album there is no information about the names of the songwriters, singers and musicians involved in it. Suggestions for their next album, it is better to add these data in it.

STORY

Liturgical Music

Liturgy is a term used in Christian worship rituals, including Catholics. The ceremonial arrangements in liturgical celebrations are very diverse and continue to develop and have their own characteristics based on the geographical area and culture of the local community. However, this distinction must retain certain parts that cannot be changed, and must be under the supervision of the Church. Liturgical music is music composed for the celebration of liturgical rituals in Catholic Christianity.

Rote Ndao

Rote Ndao is the name of a regency in the province of East Nusa Tenggara which is located in the southernmost part of Indonesia. This regency is an archipelago which has 107 small islands. The largest island is Rote Island which is also the administrative center of Rote Ndao Regency. The Rote people are the original inhabitants of this island. The language they use everyday is called the Rote language. Currently, many Rote people have embraced Christianity.

One of the unique traditional musical instruments from this island is called Sasando (musical instrument played by picking). Sasando comes from the word in the Rote language, “sasandu” which means to vibrate or struggle. Sasando’s voice has similarities with other stringed instruments such as guitar, violin and harp. Sasando according to organology is classified as a bamboo tube sitar.

VALUE

PML Yogyakarta is an institution that plays a very important role in the development of Catholic Liturgical Music in Indonesia until now. One of their contributions in developing Liturgical Music is by conducting studies and research on traditional culture and arts in various regions in Indonesia. These traditional arts will be collaborated into Liturgical Music to produce a “Liturgical Song” that has regional characteristics. One of their works in the form of “Special Liturgical Songs” from the Rote Ndao area is included in this album.

(Writer : Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia)

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Biography

Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta didirikan pada 11 Juli 1971 oleh Pastor Karl Edmun Prier SJ (Romo Prier), Beliau adalah seorang Pastor Katolik Jerman yang berkarir di Indonesia sejak tahun 1964. Ketika pertama kali ke Indonesia, Pastor Prier berteman dekat dengan Paul Widyawan, seorang musisi dan pencipta lagu-lagu gereja asal Kota Yogyakarta. Mereka sering berdiskusi tentang Musik Liturgi dan budaya Indonesia. Dalam diskusi intens tersebut, Pastor Prier dan Paul Widyawan mempunyai pemikiran yang sama untuk menangani musik Gereja Katolik di Indonesia secara professional. Setelah mematangkan ide dan konsep, pada tahun 1971 mereka berdua mendirikan “Bengkel Musik” yang kemudian disebut Pusat Musik Liturgi (PML) Yogyakarta. PML mempunyai tujuan untuk tetap berkarya dan menciptakan music-musik Liturgi yang khas Indonesia.

Visi – Misi PML adalah untuk mengabdi kepada perkembangan musik di Indonesia pada umumnya, dan khususnya pada musik liturgi, terutama dalam rangka inkulturasi atau “pengungkapan perayaan liturgi dalam tatacara dan suasana yang selaras dengan citarasa budaya setempat umat yang beribadat”.       

About Album

Album VCD ini dirilis pada tahun 2003 yang diproduksi sendiri oleh PML Yogyakarta. Judul album ini adalah “Musik Halus dari Alam Gersang” yang artinya “Smooth Music From Arid Nature”. Album ini merupakan Dokumentasi Lokakarya Komposisi Musik Liturgi yang dilakukan di Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur Indonesia. Dalam rangka mencari bahan masukan untuk materi “Lokakarya Komposisi Musik Liturgi Gaya Rote Ndao”, PML Yogyakarta bekerjasama dengan Gereja Masehi Injil Timor yang ada di Rote Ndao. Rekaman dilakukan di Desa Oebafok dan turut melibatkan para musisi dan penari daerah setempat. Album ini berisi 18 track, dimana di dalamnya terdapat video documenter, lagu-lagu, tarian dan ritual adat daerah Rote Ndao dan ditambah dua lagu baru yang tercipta dari hasil Lokakarya. Sayangnya di album ini tidak terdapat keterangan mengenai siapa nama pencipta lagu, penyanyi dan musisi yang terlibat di dalamnya. Saran untuk selanjutnya sebaiknya data-data tersebut perlu ditambahkan di album.

STORY

Musik Liturgi

Liturgi adalah istilah yang digunakan dalam ritual peribadatan Kristen, antara lain umat Katolik. Tata upacara dalam perayaan liturgi sangat beraneka ragam dan terus berkembang serta memiliki ciri khas-nya masing-masing berdasarkan wilayah geografis dan kebudayaan masyarakat setempat. Namun perbedaan ini harus tetap mempertahankan bagian-bagian tertentu yang tidak boleh berubah, dan harus dibawah pengawasan Gereja. Sedangkan Musik  liturgi adalah music yang digubah untuk perayaan ritual Liturgi dalam agama Kristen Katolik.

Rote Ndao

Rote Ndao adalah nama sebuah Kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di bagian paling selatan wilayah Indonesia. Kabupaten ini merupakan wilayah kepulauan yang memiliki 107 pulau kecil dan 6 pulau di antaranya berpenghuni. Pulau terbesarnya adalah Pulau Rote yang juga sekaligus pusat administrasi Kabupaten Rote Ndao.

Pulau Rote merupakan pulau terbesar di Kabupaten Rote Ndao, Suku Rote adalah penduduk asli pulau ini. Bahasa sehari-hari yang mereka gunakan adalah Bahasa Rote. Saat ini, masyarakat Suku Rote sudah banyak yang memeluk Agama Kristen.

Salah satu alat music tradisional khas Pulau ini adalah Sasando (alat music yang dimainkan dengan caara dipetik). Sasando berasal dari kata dalam bahasa Rote, “sasandu” yang artinya bergetar atau meronta. Suara sasando memiliki kemiripan dengan alat musik dawai lainnya seperti gitar, biola, kecapi, dan harpa. Sasando menurut organologi tergolong dalam sitar tabung bambu.

VALUE

PML Yogyakarta merupakan sebuah lembaga yang sangat berperan dan Pengembangan Musik Liturgi Katolik di Indonesia sampai saat ini. Salah satu andil mereka dalam mengembangkan Musik Liturgi adalah dengan melakukan studi dan penelitian terhadap budaya dan kesenian tradisional daerah yang ada di Indonesia. Seni tradisional tersebut akan dikolaborasikan ke dalam Musik Liturgi sehingga menghasilkan sebuah “Lagu Liturgi” yang khas dengan daerah tersebut. Salah satu hasil karya mereka yang berupa “Lagu Liturgi yang Khas” terdapat di dalam album ini. Yaitu Lagu Liturgi khas Kabupaten Rote Ndao.

(Writer : Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here