Errol Jonathans Turut Membesarkan MMI

0

Saya mengenal Mas Errol sekitar tahun 1976 di Surabaya. Kami sering bertemu meliput seni perunjukan. Kadang beliau juga tampil sebagai MC. Saat itu statusnya masih sebagai mahasiswa AWS (Akademi Wartawan Surabaya) dan saya mahasiswa ITS merangkap wartawan majalah musik Aktuil. Beberapa kali saya berkunjung ke rumahnya di Jalan Darmo Kali dan mewawancarai Lita dan Jilly, adik-adiknya yang saat itu bergabung dalam Konser Rakyat Leo Kristi.

Waktu terus berlalu dan setelah lulus tahun 1981 saya bekerja di Jakarta. Tepatnya di Jasa Marga (JM), sebuah BUMN yg bergerak di bidang transportasi jalan tol. Eroll juga mulai bergabung dengan Radio Suara Surabaya (SS) dan Lembaga Kebudayaan Indonesia-Prancis.

JM dan SS rupanya dijodohkan Tuhan untuk bekerja sama. Beroperasinya Jalan Tol Surabaya-Gempol pada tahun 1986 mendorong SS untuk meningkatkan pelayanan pada pendengarnya dalam bentuk pemberian informasi lalu lintas. Papan informasi Radio SS-pun terpasang di beberapa titik jalan tol.

Tahun 2009 saya dimutasikan dari Jakarta ke Surabaya. Saat itulah rintisan Museum Musik Indonesia (MMI) lahir. Saya kontak Errol mohon kami bisa mengisi siaran di SS untuk memperkenalkan MMI kepada masyarakat Jawa Timur. Alhamdulillah, beliau acc, talk show-pun berlangsung dengan nara sumber tambahan Susy Nander (Drummer Group Dara Puspita) dan pengamat musik Manunggal dari sebuah universitas di Purwokerto.

Dampak acara ini sungguh menggembirakan. Beberapa warga Kota Pahlawan ini mulai empati pada MMI dengan memberikan sumbangan kaset, piringan hitam dan CD untuk menambah koleksi museum.

Tak berhenti sampai di situ. Errol-pun beberapa hari kemudian juga menghibahkan puluhan koleksi piringan hitamnya. Menurut saya itu koleksi yang sangat istimewa. Ada musik jazz dari Prancis, Belanda dan USA. Ada pula 10 piringan hitam koleksi Pak Slamet Abdul Syukur yang beberapa lama sempat disimpannya. Koleksi Pak Slamet merupakan jenis-jenis musik yang unik yang barangkali perlu konsentrasi tinggi untuk bisa menikmatinya.

Mas Errol kini telah mendahului kita, juga Pak Slamet beberapa tahun sebelumnya. Namun warisan beliau-beliau tetap tersimpan di museum untuk dapat dimanfaatkan generasi penerus. Selamat jalan Mas Errol dan Pak Slamet, semoga kami dari MMI bisa terus menjaga amanah memelihara harta karun yg telah bapak2 wariskan (HHW).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here