WEST NUSA TENGGARA
Type of Collection | : Cassette |
Artist/Group | : Mantika Vocal Group |
Album Title | : Lamba Rasa |
Origin | : West Nusa Tenggara |
Language | : Bima |
Year of Release | : 1985 |
Label | : Rangga Utama Karya |
Serial number | : No Data |
Contributor | : Achmad Djauhari, Malang |
Reference Link: https:/www.youtube.com/watch?v=4Jc12Ofn0w8
Tracklist
NO | Song Title | Songwriter | Lead Vocal | Origin |
SIDE A : | ||||
1 | Lamba Rasa | Gufran H. Abubakar/Simon M. | Ikhsan AD Talu, Simon M. | Bima – NTB |
2 | Sake e | Doro Tambora | Mantika VG | Bima – NTB |
3 | Ina | Ikhsan AD Talu | Sri Jumhari | Bima – NTB |
4 | Orlen – Orlen | Doro Tambora | Ikhsan AD Talu, Rostina H.A.R. | Bima – NTB |
5 | Lenggo Pasapu | Simon M./Cucu Malingi | Simon M & CCM Group | Bima – NTB |
SIDE B : | ||||
1 | Dambe – Dambe | Doro Tambora | Rostina H.A.R. | Bima – NTB |
2 | Gale – Gale | Dora Tambora | Mantika VG | Bima – NTB |
3 | Samonto Pahu | Simon M./Cucu Malingi | Ikhsan AD Talu | Bima – NTB |
4 | Maju Ndere Kala | Jhony Keke/Simon M. | Ikhsan AD Talu | Bima – NTB |
5 | Obimbolo | Doro Tambora | Group CCM | Bima – NTB |
BIOGRAPHY
Mantika VG is a Vocal Group which was originally a group of youth and young women from Karang Taruna in a small town 15 km from Bima City, to be precise, Tente District. They often appear at birthdays, wedding receptions and village’s events. They are actively practicing vocal art and composing songs, especially song in their language, in the form of singing to the recording studio.
ABOUT ALBUM
Lamba Rasa is their first debut album produced by Rangga Utama Karya in 1985. The arrangement and person in charge of this album is Simon Matulessy, featuring singer Ikhsan A.D. Telu, Rostina H.A. Razak, Srijumhari, Anna Qadri and Simon Matulessy. Some of the songs from this album are Nostalgia songs from Cucu Malingi Group with the album title Bima Pop 1982. Lamba Rasa’s album received support from the Regent of Dati II Bima, Bpk. H. Abdul Halim Djafar, Regional Secretary Dati II Bima Bpk. Drs H. Mas’un Zakaria, Head of Bima DPU Branch Mr. Sudjarwo M.E., and Transportation Company P.O. Beautiful Direct Mr. L. Supriyadi, P.O New Java Mr. A. Najib H. Hussein.
STORY
Bima is a city located on the eastern part of Sumbawa Island, West Nusa Tenggara province, Indonesia. The original tribe of the Bima City community is the Bima tribe or known in the local language “Dou Mbojo”. One of the uniqueness of Bima City is that some of its people also come from various tribes and ethnicities in Indonesia such as; Makassar, Java, Sunda, Timor, Flores, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali, Bugis and Minangkabau so that they give their own color in their daily lives in Bima City by living side by side in harmony and peace.
Historically, City of Bima was the center of the Bima Sultanate in the past. With its rich cultural heritage, Bima City can develop cultural tourism with Islamic culture as its basis. Asi Mbojo (sultanate palace), the tombs of kings and saints, games and folk arts as well as religious ceremonies such as the celebration of maulud, U’a pua and the procession of the inauguration of the king and others are very interesting objects and events.
The natural resources of the City of Bima also have its own charm as a tourist attraction because the location of the City of Bima is on the lips of a very beautiful bay that offers various marine and beach tourist attractions such as; swimming, boating, fishing, relaxing, seeing the life of the fishing community and enjoying the typical food of a traditional fishing village. City parks, forests and rice fields can also be created as an alternative for domestic tourists.
Tourism that is quite interesting in this region is:
• Nature tourism, including Kalaki Beach, Lawata Beach, Amahami Beach, Oi Ni’u Beach, Ule Beach, Kolo Beach and Kambing Island
• Cultural tourism, including the Asi Mbojo Museum, Samparaja Museum, Tolobali Grave, Danatraha Hill (the tomb complex of the Bima Sultanate), the center for traditional weaving in Rabadompu Village, and Langgar ancient in Sarae Village
VALUE
The important value of this album is that it elevates the culture of the Bima/West Nusa Tenggara language in the form of song rhythms. The album is the only traditional music album from the West Nusa Tenggara region with lyrics in the Bima regional language at the Indonesian Music Museum.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Biography
Mantika VG adalah Vocal Group yang pada awalnya adalah sekumpulan pemuda dan pemudi Karang Taruna disuatu kota kecil 15 km dari Kota Bima tepatnya yaitu Kecamatan Tente. Mereka sering tampil di setiap acara ulang tahun, resepsi pernikahan dan pertemuan pertemuan gala desa. Mereka giat berlatih seni vocal dan mencipta lagu yang akhirnya menumbuhkan niat mengangkat seni terutama bahasa mereka dalam wujud nyanyian ke dapur rekaman.
About the Album
Lamba Rasa adalah debut album pertama mereka yang diproduksi oleh Rangga Utama Karya pada tahun 1985. Aransemen dan penaggung jawab album ini adalah Simon Matulessy dengan menampilkan penyanyi penyanyi Ikhsan A.D. Telu, Rostina H.A. Razak, Srijumhari, Anna Qadri dan Simon Matulessy. Beberapa lagu dari album ini adalah lagu-lagu Nostalgia dari Cucu Malingi Grup dengan judul album Bima Pop 1982.
Album Lamba Rasa ini mendapat dukungan dari Bupati Dati II Bima Bpk. H. Abdul Halim Djafar, Sekwilda Dati II Bima Bpk. Drs H. Mas’un Zakaria, Kepala Cabang DPU Bima Bpk Sudjarwo M.E., dan Perusahaan Transportasi P.O. Langsung Indah Bpk. L.Supriyadi, P.O Jawa Baru Bpk. A. Najib H. Husein.
Story
Bima adalah sebuah kota yang terletak di Pulau Sumbawa bagian Timur, provinsi Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Suku asli masyarakat Kota Bima adalah suku Bima atau dikenal dalam bahasa lokal nya “Dou Mbojo”. Salah satu ke-unikan Kota Bima adalah sebagian dari masyarakat nya juga berasal dari berbagai suku dan etnik di Indonesia seperti; Makassar, Jawa, Sunda, Timor, Flores, Bajo, Madura, Sasak (Lombok), Bali, Bugis dan Minangkabau sehingga memberi warna tersendiri di dalam keseharian mereka di Kota Bima dengan hidup berdampingan secara rukun dan damai serta suasana kondusif.
Secara historis Kota Bima merupakan pusat Kesultanan Bima dimasa lampau. Dengan warisan kekayaan budaya yang dimiliki, Kota Bima dapat mengembangkan wisata budaya dengan kebudayaan Islam sebagai basisnya. Asi Mbojo (istana kesultanan), kuburan raja-raja dan para wali, permainan dan kesenian rakyat serta upacara keagamaan seperti perayaan maulud, U’a pua serta prosesi pelantikan raja dan lain-lain merupakan objek dan event yang sangat menarik.
Sumber daya alam Kota Bima juga memiliki daya tarik tersendiri sebagai Objek Daya Tarik Wisata karena letak Kota Bima berada di bibir Teluk yang sangat indah yang menawarkan berbagai atraksi wisata laut dan pantai seperti; berenang, berperahu, memancing, bersantai, melihat kehidupan masyarakat nelayan serta menikmati makanan khas desa tradisional nelayan. Taman Kota, hutan serta hamparan sawah juga bisa diciptakan sebagai alternatif bagi wisatawan domestik.
Pariwisata yang cukup menarik di wilayah ini adalah:
- Pariwisata alam, meliputi Pantai Kalaki, Pantai Lawata, Pantai Amahami, Pantai Oi Ni’u, Pantai Ule, Pantai Kolo dan Pulau Kambing
- Pariwisata budaya, meliputi Museum Asi Mbojo, Museum Samparaja, Kuburan Tolobali, Bukit Danatraha (kompleks makam Kesultanan Bima), pusat kerajinan tenun tradisional di Kelurahan Rabadompu, dan Langgar kuno di Kelurahan Sarae
VALUE
Nilai penting dari album ini yaitu mengangkat budaya bahasa Bima/Nusa Tenggara Barat dalam bentuk irama lagu. Album merupakan satu-satunya album music tradisional dari daerah Nusa Tenggara Barat dengan lirik bahasa daerah Bima yang ada di Museum Musik Indonesia.
Writter: Achmad Djauhari – Museum Musik Indonesia