PAPUA and WEST PAPUA
Type of Collection | : Cassette |
Artist | : Mambesak Group |
Persons | Guitar: Arnold Clemet Ap., Andy KawerUkulele: Eddy Mofu, Steve KapissaBass: Yosh KapissaSuling/Flute: Frans RumbrawerTifa: Martiny M SawakyVocal: Selvy Samber, Sance Wainggai, Thilda Letsoin, Uslin Monim, Enos Warimon, Hiskia Hoor, Demmy Kurni, Arnold C Ap., Marion KreyArranger: Sam KapissaRecording Engineer: Costan Ruhukail |
Album Tittle | : Seri Lagu-Lagu Rakyat Iriani Vol. 1 & Vol. 2 (“Iriani” Folk Songs Series Vo.1 & Vol.2) |
Origin | : Papua and West Papua |
Language | : Papua |
Label | : Lembaga Antropologi Universitas Cenderawasih, Jayapura, Papua |
Year of Release | : 1979 |
Serial Number | : No Data |
Contributor | : Museum Musik Indonesia, 2020 |
Reference Link:
Tracklist:
No. | Song Tittle | Area | Province |
Volume 1 | |||
1. | Akai Bipa Mare | Mimika | Papua |
2. | Maitwu Som | Arso, Jayapura | Papua |
3. | Syowi Yena | Biak | Papua |
4. | Waniambei | Tobati, Jayapura | Papua |
5. | Kenate Derame | Tanamera, Jayapura | Papua |
6. | Nuto Murajo | Moor, Nabire | Papua |
7. | Yapo Mamacica | Asmat, Merauke | Papua |
8. | Lenso Inoni Nifako | Waropen | Papua |
9. | Mate Mani | Inanwatan, Sorong | West Papua |
10. | Nuru Aipani | Mimika | Papua |
11. | Omentaiseo | Teminabuan | West Papua |
12. | Sye Yamew’r Au Ba | Biak | Papua |
13. | Ina Firumi | Nabire | Papua |
14. | Tutum Dugu | Tanamera, Jayapura | Papua |
15. | Na Sisar Matiti | Bintuni | West Papua |
16. | Ngan Betap | Genyem, Jayapura | Papua |
Volume 2 | |||
1. | Bimbo Yesina | Waropen | Papua |
2. | Sorga Base Wali Sip | Kemtuk Gresi | Papua |
3. | Awino Sup Ine | Biak | Papua |
4. | Hindang Makhendang | Sentani | Papua |
5. | Ine Sisar Matiti | Bintuni | West Papua |
6. | Tapare | Mimika | Papua |
7. | Yayun Mambeso | Biak | Papua |
8. | Nanen Babe | Sarmi | Papua |
9. | Mame Ayu | Arso, Jayapura | Papua |
10. | Yoko Kar | Asmat | Papua |
11. | Do Mi Dow | Ekari, Paniai | Papua |
12. | Erisam 1 | Biak | Papua |
13. | Nemu Ririau Pai | Wondama | West Papua |
14. | E Mambo Simbo | Mamberamo | Papua |
15. | Yakoa | Asmat | Papua |
16. | Sio Ae | Ayamaru | West Papua |
The Artists
Mambesak is a Papuan folk music group which was formed on August 5, 1978 under the auspices of the University of Cenderawasih in Jayapura City. The main motor of this group is Arnold Clemets AP who died in 1984 or 5 years after these 2 albums were made. Arnold is an anthropologist who also serves as the Head and Curator of the Cenderawasih University Museum.
The word Mambesak comes from the Biak language which is the name for the Cenderawasih bird. The birth of Mambesak is a real effort to preserve the identity of music, dance, drama and poetry as well as indigenous Papuan folklore as part of the national cultural treasures of the Republic of Indonesia.
The Albums
These two albums contain 32 Papuan songs from 19 districts in Papua Province and West Papua Province. A total of 14 are in Papua Province and 5 are in West Papua Province. The district that has the most folk songs is Biak with 5 songs, followed by Mimika and Asmat with 3 songs each. There are 5 districts represented each with two songs, namely Arso, Tanamera, Nabire, Waropen and Bintuni.
All of these songs are stored on two cassette tapes which are made in limited numbers dan simple design. The cover design looks like it’s handcrafted with the writing from a typewriter, not a machine print. MMI obtained these 2 cassettes from Percy, a museum contributor, who bought them in 2020 from Comboran Market in Malang City. A market that sells second hand goods.
Based on records from the MMI collection, this album is the most complete Papuan music album and represents the diversity of music from 19 districts in both Papua and West Papua Provinces. We haven’t found another record as complete as this album.
Where did the songs come from? The birth of the Mambesak Music Group apparently received a warm welcome from various tribes in Papua. Many people from various regions sent song lyrics and folk tales to the Cenderawasih University Cultural Workshop Museum, which is the headquarters of Mambesak.
For example, the song Na Sisar Matiti, apparently came from a man named Bram Wekaburi who boarded a ship from Manokwari carrying songs and lyrics in Papuan Local language in the Bintuni Bay Area. He submitted the song to Arnold Clemets Ap at the museum to be popularized through sound recordings. His effort was extraordinary, he went alone from Bintuni to Manokwari and then took a ship to Jayapura. From the port he took a taxi to Cenderawasih University in the Abepura area. All done at his own expense. “After submitting the song, he then returned to Manokwari at his own expense and we did not give him any wages or replace the transportation fee,” said Wolas Krenak, a member of Mambesak as written by Yan Christian Warinussy in the PAPUA INSIDE media. The song Na Sisar Matiti is contained in the album Mambesak Vol. 2 on the 5th song.
Important score
This album is the most complete Papuan music album and represents the diversity of music from 19 districts in both Papua and West Papua Provinces. It takes hard work to make it happen, especially that year (1979) technology and communication were not as advanced as they are today. We haven’t found another record as complete as this album.
(Writer: Hengki Herwanto-Indonesian Music Museum)
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
The Artists
Mambesak adalah sebuah grup musik rakyat Papua yang dibentuk pada tanggal 5 Agustus 1978 dibawah naungan Universitas Cenderawasih. Motor utama group ini adalah Arnold Clemets AP yang telah meninggal pada tahun 1984 atau 5 tahun setelah 2 album ini dibuat. Arnold adalah seorang antropolog yang juga menjabat sebagai Kepala dan Kurator Museum Universitas Cenderawasih.
Kata Mambesak berasal dari bahasa Biak yang nerupakan sebutan bagi burung Cenderawasih. Dilahirkannya Mambesak adalah sebagai upaya nyata untuk melestarikan jati diri musik, tari, seni drama dan puisi serta cerita rakyat asli Papua sebagai bagian dari khasanah budaya nasional Republik Indonesia.
The Albums
Dua album ini berisi 32 lagu Papua yang berasal dari 19 wilayah Kabupaten di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Sebanyak 14 berada di Provinsi Papua dan 5 berada di Provinsi Papua Barat. Kabupaten dengan lagu terbanyak adalah Biak dengan 5 lagu, disusul Mimika dan Asmat masing-masing dengan 3 lagu. Ada 5 Kabupaten yang diwakili masing-masing dengan dua lagu, yaitu Arso, Tanamera, Nabire, Waropen dan Bintuni.
Semua lagu-lagu tersebut tersimpan dalam dua buah pita kaset yang dibuat dalam jumlah terbatas dan dan sederhana. Covernya seperti buatan tangan dengan tulisan bukan hasil cetakan tetapi hasil dari mesin ketik. MMI memperoleh 2 kaset tersebut dari Percy, kontributor museum, yang membelinya tahun 2020 dari Pasar Comboran di Kota Malang. Sebuah pasar yang menjual barang-barang second hand.
Berdasar catatan atas koleksi MMI, album ini merupakan album musik Papua yang paling lengkap dan merepresentasikan keanekaragaman musik dari 19 wilayah kabupaten baik di Provinsi Papua maupun Provinsi Papua Barat. Kami belum menemukan rekaman lain yang selengkap album ini.
Dari mana lagu-lagu tersebut diperoleh? Lahirnya Group Musik Mambesak rupanya mendapat sambutan hangat dari berbagai suku di Tanah Papua. Rakyat dari berbagai wilayah banyak yang mengirim lirik lagu maupun cerita rakyat ke Museum Loka Budaya Universitas Cenderawasih yang menjadi markas Mambesak.
Sebagai contoh, lagu Na Sisar Matiti, ternyata berasal dari seorang bernama Bram Wekaburi yang naik kapal dari Manokwari membawa lagu dan lirik dalam bahasanya di Kawasan Teluk Bintuni. Lagu tersebut dia serahkan kepada Arnold C Ap di museum agar dipopulerkan lewat rekaman suara. Luar biasa usahanya, berangkat sendiri dari Bintuni ke Manokwari lalu naik kapal laut ke Jayapura. Dari pelabuhan dia naik taksi ke Universitas Cenderawasih di kawasan Abepura. Semua dijalaninya dengan biaya sendiri. “Selepas menyerahkan lagunya, dia kemudian kembali ke Manokwari dengan biaya sendiri dan kami sedikitpun tidak memberinya upah atau mengganti uang transportnya” demikian cerita dari Wolas Krenak, salah satu anggota Mambesak sebagaimana ditulis oleh Yan Christian Warinussy di media PAPUA INSIDE. Lagu Na Sisar Matiti tersebut terdapat dalam album Mambesak Vol. 2 pada urutan ke 5.
Nilai Penting
Album ini merupakan album musik Papua yang paling lengkap dan merepresentasikan keanekaragaman musik dari 19 wilayah kabupaten baik di Provinsi Papua maupun Provinsi Papua Barat. Perlu usaha keras untuk mewujudkannya, apalagi tahun itu (1979) teknologi komunikasi belum maju seperti saat ini. Kami belum menemukan rekaman lain yang selengkap album ini.
(Writer: Hengki Herwanto-Museum Musik Indonesia)