Harry Leiwakabessy – Amboina Beat “Ikang Su Tapaku”

0

MALUKU

Type of Collection: Cassette
Artist/Group: Harry Leiwakabessy
Album Title: Amboina Beat “Ikang Su Tapaku”
Origin: Maluku Province
Language: Ambon
Year of Release: 1994
Label: Metrotama Record
Serial number: No Data
Contributor: Museum Musik Indonesia

Reference Link:

TRACKLIST

NO  Song TitleSongwriterLead Vocal
 SIDE A  
1Ikang Su TapakuBing LeiwakabessyHarry Leiwakabessy
2Medley : Pilih CengkehOleh-Sio  No Data  Harry Leiwakabessy
3Ronda-RondaGeorge LeiwakabessyHarry Leiwakabessy
4Suli-EeJFR PattiraneHarry Leiwakabessy
5Medley: – Mama Papa Sudah TahuMama Su JauSioh-Sayang-Ee  Christ Kayhatu & George Leiwakabessy  Harry Leiwakabessy
 SIDE B  
1Goyang ReggaeErick Van HoutenHarry Leiwakabessy
2PapacedaKatje HehanusaHarry Leiwakabessy
3Medley: Dansa sampe pagiNonaBing Leiwakabessy, Ronny Manuhutu  Harry Leiwakabessy
4Di sanaBing LeiwakabessyHarry Leiwakabessy
5La Mangapa LaBing LeiwakabessyHarry Leiwakabessy

BIOGRAPHY

Harry Leiwakabessy is an Indonesian musician from Maluku province. He is the son of Bing Leiwakabessy, a legendary Ambonese musician and songwriter. Harry is a singer who has a distinctive and mature voice.  Apart from releasing an album of music songs in Ambonese language (Ambonese is the most widely spoken language in Maluku province), Harry has also released an album containing Christian Spiritual songs.

Currently, Harry Leiwakabessy is still active in the music world. He founded the Indonesian Maluku Simponi Foundation which has contributed to the presence of the Maluku Badonci Music School in Ambon City. A school that is intended for Maluku children, especially in Ambon City to develop their musical talents.

ABOUT ALBUM

This Amboina Beat cassette album is an album containing Ambonese folk songs released by the Metrotama record in 1994. The producer of this album is Enteng Tanamal, who is also a senior Indonesian singer from Papua. The songs on this cassette still retain the characteristics of Ambon-Maluku music, ranging from beat to tempo, musical arrangements to vocals. The vocal and music arrangements on this album were done by Harry Leiwakabessy himself. The cover of this cassette is also accompanied by the lyrics of each songs. The well-known Ambon-Maluku folk songs on this cassette are: Ole-Sio, and Papa Ceda.

STORY

Maluku folk songs, especially Ambonese songs, are well known in Indonesia because they have been sung by many Indonesian singers from Ambon. As it is known that the people of Ambon mostly like to sing and they have a sweet voice. Most of the original Maluku songs have a happy rhythm. Behind the happy melody, the Maluku song also has its own meaning in each of its lyrics.

The following are the stories and meanings contained in the two Maluku folk songs in this album, namely Ole-Sioh and Papa Ceda:

  1. Ole-Sioh

Ole-Sioh Song Lyrics:

Mana kala beta saki

Hati beta tra senang

Duduk murung serta tangis

Aer mata tumpala

Bale muka kanan kiri

Tak seorang jualah

Siapa siapa tolong beta

Beta ini asing la

Ole sioh sayang la dilale

Apa tempo bale la kembali

Inga Ambon tanah tumpa darah

Lagi ibu bapa dan saudara.

This Ole-Sio song tells the story of the Ambonese heroes who have fought and sacrificed their lives in the war to defend the city of Ambon from the invaders. This song also reminds that Ambon City is the City of Bloodshed.

  • Papa Ceda

Papa Ceda Song Lyrics:

Papa Ceda Kayo Sa Ika

Taro akang la di para para

makang papeda biar sondor ikang

ibu dan bapa punya la piara

sungguh manis lawang e, sio

Ibu Bapa Punya la piara

Beta tra lupa waktu beta,

kecil slalu dipangkuan ibu bapa e

In the lyrics of this song there are two keywords, namely Papa Ceda and Papeda.

Papa Ceda is a type of tree that grows on the coast of Maluku, if the skin is peeled, inside there is an object like a cork that can be made into flowers or wall decorations.

While Papeda is a food in the form of sago porridge, a typical food in Maluku and Papua. Papeda is white and has a sticky texture resembling glue with a bland taste. Papeda is a food that is rich in fiber, low in cholesterol, and quite nutritious. In various coastal and lowland areas in Maluku and Papua, papeda is a basic ingredient in their daily diet.

VALUE

The important values in this album are:

  • The existence of this album also plays a role in preserving Maluku folk songs
  • Maluku folk songs in this album are songs created by Legendary songwriters from Maluku, they are: Bing Leiwakabessy, George Leiwakabessy, JFR Pattirane and Katje Hehanusa
  • The music arrangement on this album was done by Harry Leiwakabessy himself while still maintaining the Ambon-Maluku characteristics.
  • The producer of this album is Enteng Tanamal, where he is a musician from Papua. This shows a strong bond of solidarity between the people of Papua and Maluku.

(Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia)

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Biography

Harry Leiwakabessy adalah seorang musisi Indonesia asal Maluku. Dia merupakan putra dari Bing Leiwakabessy, seorang musisi dan pencipta lagu legendaris Ambon. Harry adalah seorang penyanyi yang mempunyai suara yang khas dan matang. Selain telah merilis album musik lagu-lagu berbahasa Ambon, Harry juga telah merilis album yang berisi lagu-lagu Rohani Nasrani.

Saat ini, Harry Leiwakabessy masih aktif di dunia musik, dia mendirikan Yayasan Simponi Maluku Indonesia yang memiliki andil dengan hadirnya Maluku Badonci Music School di Kota Ambon. Sebuah sekolah yang diperuntukan bagi anak-anak Maluku khususnya di Kota Ambon untuk mengembangkan bakat musik mereka.

About the Album

Album kaset Amboina Beat ini adalah album yang berisikan lagu-lagu daerah berbahasa Ambon yang dirilis oleh label Metrotama record pada tahun 1994. Produser dari album ini adalah Enteng Tanamal, yang juga merupakan seorang penyanyi senior Indonesia asal Papua. Lagu-lagu di kaset ini tetap mempertahankan ciri khas musik Ambon-Maluku, mulai dari Beat/tempo, aransemen musik sampai vocalnya. Aransemen musik dan vokal di album ini dikerjakan oleh Harry Leiwakabessy sendiri. Di cover kaset ini juga disertai lirik-lirik lagu yang ada di dalamnya. Lagu-lagu daerah Ambon-Maluku yang cukup terkenal di kaset ini adalah: Oleh-Sio, dan Papaceda.                                          

Story

Lagu daerah Maluku, khususnya lagu berbahasa Ambon sudah banyak dikenal di Indonesia karena banyak dinyanyikan oleh para penyanyi Indonesia yang berdarah Ambon. Seperti yang diketahui bahwa orang-orang Ambon kebanyakan suka menyanyi dan mereka memiliki suara yang merdu. Kebanyakan lagu asal Maluku berirama riang gembira. Dibalik melodinya yang riang gembira, lagu Maluku juga menyimpan makna tersendiri pada setiap liriknya.

            Berikut adalah cerita dan makna yang terdapat pada dua buah lagu Maluku yang ada di album ini yaitu Ole-Sioh dan Papa Ceda:

  1. Lagu Ole-Sioh

Berikut lirik lagu Ole-Sioh:

    Mana kala beta saki

    Hati beta tra senang

    Duduk murung serta tangis

    Aer mata tumpala

    Bale muka kanan kiri

    Tak seorang jualah

    Siapa siapa tolong beta

    Beta ini asing la

    Ole sioh sayang la dilale

    Apa tempo bale la kembali

    Inga Ambon tanah tumpa darah

    Lagi ibu bapa dan saudara.

Lagu Ole sio ini bercerita tentang perjuangan para pahlawan yang telah berjuang dan mengorbankan nyawa dalam mempertahankan kota Ambon. Lagu ini juga mengingatkan bahwa Kota Ambon adalah Kota Tumpah Darah.

  • Lagu Papa Ceda

Berikut ini lirik lagu Papa Ceda:

Papa Ceda Kayo Sa Ika

Taro akang la di para para

makang papeda biar sondor ikang

ibu dan bapa punya la piara

sungguh manis lawang e, sio

Ibu Bapa Punya la piara

Beta tra lupa waktu beta,

kecil slalu dipangkuan ibu bapa e

Di dalam lirik lagu ini ada terdapat dua buah kata kunci, yaitu Papa Ceda dan Papeda.

Papa Ceda adalah sebuah jenis pohon yang banyak tumbuh di pesisir pantai Maluku, jika kulitnya dikupas, di dalamnya terdapat sebuah benda seperti gabus yang dapat dibuat menjadi  bunga atau hiasan dinding.

Sedangkan Papeda adalah makanan berupa bubur sagu khas Maluku dan Papua yang biasanya disajikan dengan ikan tongkol yang dibumbui dengan kunyit. Papeda berwarna putih dan bertekstur lengket menyerupai lem dengan rasa yang tawar. Papeda merupakan makanan yang kaya serat, rendah kolesterol, dan cukup bernutrisi. Di berbagai wilayah pesisir dan dataran rendah di Maluku dan Papua, papeda merupakan bahan dasar dalam berbagai makanan mereka sehari-hari.

VALUE

Nilai penting dari album ini adalah:

  • Keberadaan  album ini  turut memberikan peran dalam melestarikan lagu-lagu daerah Maluku
  • Lagu-lagu daerah Maluku di album ini merupakan lagu yang diciptakan oleh para pencipta lagu Legendaris dari Maluku, diantaranya adalah: Bing Leiwakabessy, George Leiwakabessy, JFR Pattirane dan Katje Hehanusa
  • Aransment music di album ini dilakukan sendiri oleh Harry Leiwakabessy dengan tetap mempertahankan ciri khas Ambon-Maluku
  • Produser album ini adalah Enteng Tanamal, dimana dia adalah seorang musisi asal Papua. Di sini bisa ditarik kesimpulan, menunjukan sebuah ikatan solidaritas yang kuat antara orang-orang Papua dan Maluku.

(Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here