NORTH SUMATERA
Type of Collection | : Cassette |
Artist/Group | : Christine Panjaitan |
Album Title | : O Tano batak |
Origin | : North Sumatra |
Language | : Batak |
Year of Release | : No Data |
Label | : Lolypop |
Serial Number | : No Data |
Contributor | : Museum Musik Indonesia, Malang – 2021 |
Reference Link:
Tracklist
No | Song Title | Songwriter |
SIDE A | ||
1 | Sengko-sengko | S. Dis |
2 | O…. Tano Batak | S. Dis |
3 | Leleng | S. Dis |
4 | Boasa La Dung Botari | S. Dis |
5 | Rura Silindung | Nahum Situmorang |
6 | Ala Tipang | Mona Sitompul |
SIDE B | ||
1 | O – Doli | S. Dis |
2 | Dirondang Ni Bulani | Nahum Situmorang |
3 | Pulau Samosir | Nahum Situmorang |
4 | Tudia Ma Ahu Laho | S. Dis |
5 | Hupaima Do Ho | S. Dis |
6 | Borhat Ma Dainang | S. Dis |
About artist
Christine Natalina Panjaitan is one of the famous Indonesian singers in the 1980s who has Batak blood. The singer, known as the “mellow” singer, was born in Jakarta on December 23, 1960 and is the 2nd child of 4 siblings. At the age of 61, Christine, who now lives in Bandung, is still quite active in singing although she rarely appears on TV.
About the Album
Christine Panjaitan has produced several Batak pop albums, the album O Tano Batak is one of them. In this album, the arrangements were made by Erwin Harahap with music from The Lolypop Group. The themes of the songs presented in this album are quite diverse, apart from the theme of love for a partner and the love of a child for his mother, there are also themes of natural beauty, homesickness, enthusiasm and gratitude to the Creator.
Story
Christine spent her childhood at her parent’s house at jalan Tanah Abang IV Number 7, Central Jakarta. Her career began with frequent perform with the Panbers (Panjaitan Brothers) which bought her to TV. The first time she appeared on TV, she performing the song Satu Kehidupan. Then a gig with Rinto Harahap’s The Mercy’s. Until finally Rinto Harahap’s Lolypop Record recorded her first album with the main song “Sudah Ku Bilang” in 1978. The fisrt album was enoughto bring her name to be known, then she released her second album “Jangan Simpan Tangismu”, then in 1982 the album “Tangan Tak Sampai” exploded in the market, and made her name more famous. Christine Panjaitan popular songs cannot be separated from the work of maestro Rinto Harahap.
Christine’s next albums were Jangan Tumbuh Di sana, Frida, Burung-Burung Putih, Untuk Mama; Kau, Dia dan Aku; Hari akan Berganti, Perasaan and Katakan Sejujurnya. Not only that, there are dozens other hits that were sung by Christine Panjaitan in the 1980s. Christine is also known as singer of spiritual songs, including Wonderful Day, Tinggal Sertaku, dan Di Malam Sunyi Bergema. The singer has also released pop Batak albums, including Dekke Simudur-Mudur, O Tano Batak, Sigulempong, Madekdek Magambiri etc.
In 1981, at the Asean Song Festival in Manila, Christine Panjaitan performed the song Detik Tak Bertepi by Elfa Secioria. In the festival Elfa Secioria won awards for The Best Arranger and The Best Song. Christine Panjaitan in fact had penetrated into the world of acting. Shea dmitted that she was willing to play in the film because of the persuasionof her mother, who at that time was her manager. In total there were three films that she had starred in, including Sejoli Cinta Bintang Remaja, Seindah Rembulan 1980 and Detik-detik Cinta Menyentuh at 1981.
Although she never participated in studying theater or special acting. However, she once participated in a musical theatre with Remy Sylado, entitled Jesus Christ Superstar and playef Maria Magdalene. After playing in three films, Christine chose not to continue in the world of acting. Christine admits that she is more confident to become a singer than being asked to play in afilm.
Value
In this album there are several important values tha we can take, one of which is that the sense of regionalism is not a negative thing. Love and pride in our homeland must be instilled in our heart. So that where we are today, we must always uphold the customs/cultures and norms contained therein.
(Writer: Ratna Sakti Wulandari-Museum Musik Indonesia)
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
About artist
Christine Natalina Panjaitan adalah salah satu penyanyi Indonesia terkenal di era 1980an yang berdarah Batak. Penyanyi yang dikenal sebagai penyanyi “melow” ini lahir di Jakarta pada tanggal 23 Desember 1960 dan merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara. Di umurnya yang sudah menginjak 61 tahun saat ini, Christine yang kini menetap di Bandung masih terbilang cukup aktif menyanyi meskipun sangat jarang muncul di TV.
About the Album
Christine Panjaitan telah menghasilkan beberapa album pop Batak, album O Tano Batak adalah salah satunya. Dalam album ini, aransemennya dikerjakan oleh Erwin Harahap dengan iringan musik dari Lolypop Group. Tema lagu-lagu yang disajikan dalam album ini cukup beragam, selain tema tentang cinta kepada pasangan dan cinta seorang anak kepada ibunya, terdapat pula tema tentang keindahan alam, rasa rindu akan kampung halaman, semangat dan rasa syukur kepada Sang Pencipta.
Story
Christine menghabiskan masa kecilnya di rumah orang tuanya di Jalan Tanah Abang IV Nomor 7 Jakarta Pusat. Kariernya diawali dengan seringnya manggung bersama Panbers (Panjaitan Bersaudara) hingga membawanya masuk ke TV. Pertama kali dia muncul di TV membawakan lagu “Satu Kehidupan”. Kemudian manggung bersama The Mercy’s asuhan Rinto Harahap. Hingga akhirnya Lolypop Record milik Rinto Harahap merekam album pertamanya dengan lagu andalan “Sudah Ku Bilang” pada tahun 1978. Album pertama tersebut cukup membawa namanya di kenal, kemudian dia menelurkan album keduanya “Jangan Simpan Tangismu”. Selanjutnya pada tahun 1982 album “Tangan Tak Sampai” meledak di pasaran, dan membuat namanya makin terkenal. Lagu-lagu Christine Panjaitan yang populer tersebut tak lepas dari karya maestro Rinto Harahap.
Album Christine selanjutnya yaitu “Jangan Tumbuh Di sana”, “Frida”, “Burung-Burung Putih”, “Untuk Mama”, “Kau, Dia, dan Aku”, “Hari akan Berganti”, “Perasaan” dan “Katakan Sejujurnya”. Tidak hanya itu, ada puluhan lagu hits lainnya yang dinyanyikan Christine Panjaitan di era 1980-an. Christine juga dikenal sebagi penyanyi lagu-lagu rohani, di antaranya “Wonderful Day”, “Tinggal Sertaku”, dan “Di Malam Sunyi Bergema”. Penyanyi ini juga mengeluarkan album-album Pop Batak, antara lain berjudul “Dekke Simudur-Mudur”, “O Tano Batak”, “Sigulempong”, “Madekdek Magambiri” dll.
Pada tahun 1981, dalam Asean Song Festival di Manila, Christine Panjaitan membawakan lagu “Detik tak Bertepi” karya Elfa Secioria. Dalam festival tersebut Elfa Secioria meraih penghargaan untuk The Best Arranger and the Best Song.
Christine Panjaitan tenyata sempat merambah ke dunia akting. Dia mengakui bersedia main dalam film karena bujukan ibunya yang kala itu adalah managernya. Total ada tiga film yang sempat dibintanginya, di antaranya Sejoli Cinta Bintang Remaja, Seindah Rembulan 1980 dan Detik-detik Cinta Menyentuh tahun 1981.
Meskipun tak pernah ikut belajar teater maupun seni peran khusus. Namun, dia pernah ikut dalam teater musikal sama Remy Sylado, judulnya Jesus Christ Superstar dan berperan sebagai Maria Magdalena. Usai bermain dalam tiga film, Christine memilih tak lagi melanjutkan di dunia akting. Christine mengaku lebih percaya diri untuk menjadi penyanyi dibanding diminta bermain dalam film.
Value
Dalam album ini terdapat beberapa nilai penting yang dapat kita ambil, salah satunya adalah bahwa rasa kedaerahan bukanlah hal yang negatif. Rasa cinta dan bangga pada tanah kelahiran harus ditanamkan dalam hati kita. Sehingga dimanapun kita berada saat ini, kita serta harus selalu menjunjung tinggi adat/budaya serta norma yang terdapat didalamnya.
(Writer: Ratna Sakti Wulandari-Museum Musik Indonesia)