Syukur Alhamdulillah, kami bisa menyusun Laporan Keuangan 2022. Ini adalah kewajiban kami mengingat kegiatan operasi MMI sebagian besar menggunakan dana publik. Begitu pula koleksi museum juga berasal dari sumbangan masyarakat.
Pendapatan Utama MMI selama tahun 2022 berasal dari donasi, baik dari pengunjung museum maupun dari masyarakat luas. Total pendapatan turun drastis dibanding tahun sebelumnya. Barangkali ini dampak dari pandemi Covid 19.
Kerjasama dengan perguruan tinggi mulai berkembang. Program Merdeka Belajar juga sudah merambah ke MMI. Universitas Brawijaya, Univ. Negeri Semarang dan IKIP Budi Utomo adalah sebagian lembaga yg telah menjalin kolaborasi dg Museum. Seluruhnya terdapat 83 perguruan tinggi yg berkunjung ke MMI, baik perorangan maupun rombongan. Ada juga mahasiswa yg datang dari Kaohsiung University (Taiwan) dan Harvard (Cambridge, USA).
Peristiwa penting di 2022 antara lain adalah ditetapkannya busana panggung Dara Puspita (koleksi MMI) sebagai Benda Cagar Budaya oleh Walikota Malang. Untuk mendukung program Keroncong Goes to unesco, MMI telah menyediakan Keroncong Corner yang mendisplay karya-karya maestro keroncong. Dalam memperingati hari PBB, MMI mengundang beberapa mahasiswa asing yang kuliah di Malang utk diskusi dan mengkaji lagu kebangsaan (National Anthem) mereka.
Dari sisi pengeluaran, yg terbesar adalah biaya untuk Volunteer dan kebutuhan operasional museum.
Tahun 2022 adalah tahun berat bagi MMI. Sampai akhir tahun tercatat defisit 30 juta. Ini jelas menguras saldo awal museum. Semoga tahun 2023 bisa lebih baik lagi.
Laporan ini belum atau tidak diaudit oleh akuntan publik sehingga mungkin belum sempurna sebagaimana mestinya. Juga belum ada neraca-nya. Kesulitan terbesar adalah menaksir berapa nilai benda-benda seni musik yang menjadi koleksi dan aset museum.
Saran dan tanggapan sangat kami harapkan dari Bp./Ibu untuk kemajuan musik di Indonesia. Terima kasih atas perhatiannya.