Kalimas adalah sebuah sungai yang membelah Kota Surabaya menjadi Surabaya Timur dan Surabaya Barat. Sejarah sungai ini telah diangkat dalam untaian lagu berjudul Balada Kalimas oleh Group The Gembell’s pada tahun 1972. Gembell’s sendiri konon merupakan singkatan dari Gemar Belajar karena anggotanya saat itu masih jadi mahasiswa di Universitas Airlangga.
Kalimas memiliki catatan sejarah bagi arek-arek Suroboyo. Anaz Zaman dan Victor Nasution, komposer lagu ini, menggambarkan warna sungai ini pernah menjadi merah karena darah pejuang yang gugur dalam pertempuran 10 November 1945.
Gembell’s juga menuliskan lirik “Dahulu kala, Sura dan Baya bertarung berperang memilikimu” yang mencoba menelusuri asal muasal nama Surabaya. Adalah ikan sura dan reptil buaya yang bertarung memperebutkan siapa yang pantas menjadi penguasa Sungai Kalimas. Namun ada pendapat yang menyatakan cerita di atas adalah mitos. “Dalam Prasasti Trowulan I (1358) terdapat keterangan adanya sebuah desa bernama Churabaya yang terletak di pinggir Sungai Brantas”, demikian penjelasan dari Rakai Hino, sejarawan dari Universitas Negeri Malang.
Luar Biasa. Di balik nada-nada indah yang lahir dari seniman musik, ternyata terkandung nilai-nilai sejarah bangsa. Selain Gembell’s, masih banyak musisi-musisi Indonesia lainnya yang mengangkat nilai luhur sejarah bangsa.
Museum Musik Indonesia akan terus mengkaji dan menggali sejarah peradaban bangsa melalui musik dan lagu koleksi museum. (HHW)