Seniman dan Pencatat Zaman II: Ebiet G Ade (Mengenang Tragedi Kawah Sinila, KMP Tampomas II, Gunung Galunggung)

0

Sumber foto: Sumber foto Apa & Siapa sejumlah orang Indonesia 1983-1984

Abdul Gafar Abdullah lebih dikenal sebagai Ebiet G.Ade, kelahiran Wonodadi, Banyumas, 21 April 1955 adalah penyanyi yang intens dengan lirik-lirik bertema lingkungan, kehidupan wong cilik, kepedulian pada bencana. Lagu Berita Kepada Kawan  didekasikan kepada korban gas beracun Kawah Sinila di Kawasan Dieng 1979:

Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih
Kawan coba dengar apa jawabnya
Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya tlah lama mati
Ditelan bencana tanah ini
Sesampainya di laut kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit
Barangkali di sana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang

Lagu Berita Kepada Kawan dirilis dalam album Camellia ll tahun 1979 oleh Jackson Records & Tapes, Jakarta.  Lagu tersebut berada di urutan pertama di Side A. Album Camellia ll memuat 10 judul lagu. Aransemen musik oleh Billy J.Budiarjo dan Ebiet G Ade. Didukung para musisi: Billy J. Budiarjo, Dodo, Herry, Norman, Lie Chung, Amir K, Yudianto, Zulkifly, Suryati Supilin, Yap Cie Kian, Achmad S, Ebiet G Ade, Sumo.

Suatu ketika Ebiet G. Ade tampil dalam acara Forum Musik Asia yang diselenggarakan Radio Kebudayaan Jepang.Penonton diam terpaku ketika dia mengumandangkan lagu Titip Rindu Buat Ayah dan Berita Kepada Kawan, dengan iringan musik orkestra Jepang. Berlinang air mata teringat sanak keluarga, seorang penonton asal Indonesia menyerahkan bunga kepadanya usai ia menyanyi. (Apa & Siapa sejumlah orang Indonesia 1983-1984)

Tahun 1979 dari 200 contoh yang dikirimkan ke kantor Jackson Records, hanya Ebiet G. Ade yang dipilih Jackson untuk diproduksi. “Patokan saya, yang saya produksi harus berbeda dari corak yang selama ini ada,” tutur Jackson. Tentang Ebiet G.Ade, Jackson berkomentar, “Liriknya sangat jelas dan mudah diterima. Lagu Untuk Sebuah Nama itu bisa mewakili siapa saja, Berita Kepada Kawan, bercerita tentang orang-orang miskin yang ada di mana saja.” (Angkatan Musik Bertutur, Majalah Tempo, 8 Maret 1980)

Empati Ebiet G. Ade kembali menggelegak setelah mengikuti berita terbakar dan tenggelamnya KMP Tampomas ll di perairan Masalembo Laut Jawa, 27 Januari 1981. Diatas kapal terdapat 191 mobil, 200 sepeda motor dan diperkirakan 1.442 orang. Dari jumlah itu yang tercatat secara resmi sebanyak 1.054 orang. Sisanya adalah penumpang gelap. Ebiet G.Ade mengenang Kapten Abdul Rivai, nahkoda KMP Tampomas ll dalam lagu Pada Sebuah Tragedi 1981:

 Dia nampak tegah berdiri, gagah perkasa
Berteriak tegas dan lantang, ia nakhoda
Sebentar gelap hendak turun
Asap tebal rapat mengurung
Jeritan yang panjang, rintihan yang dalam,
derak yang terbakar, dia tak diam
du du du du du du du du du du du du

Dia nampak sigap bergerak di balik api
Seperti ada yang berbisik, ia tersenyum
Bila bersandar kepadaNya
terasa ada tangan yang terulur
Bibirnya yang kering serentak membasah
Tangannya yang jantan tak kenal diam

Bertanya kepadaNya, "Mesti apalagi?"
Semua telah dikerjakan tak ada yang tertinggal
Geladak makin terbenam, ho harapan belum pudar
Masih ada yang ditunggu mukjizat dariNya
Atau bila segalanya harus selesai
Pasrah terserah kepadaNya

Dia nampak duduk terpekur tengah berdoa
Ia hadirkan semua putranya, ia pamitan
Tanggung jawab yang ia junjung dan rasa kemanusiaan
ia telah bersumpah selamatkan semua
ia rela berkorban jiwa dan raga
du du du du du du du du du du du du

Di tengah badai pusaran air tegak bendera
Ia t'lah gugur begitu jantan, ia pahlawan
Pengorbanannya patut dikenang, jasa-jasanya pantas dicatat
Taburkanlah kembang di atas kuburnya
Berbelasungkawa bagi pahlawan

Komposisi Pada Sebuah Tragedi 1981 dirilis dalam album Langkah Berikutnya produksi Jackson Records & Tapes, Jakarta tahun 1982. Memuat 10 lagu. Sebuah Tragedi 1981 ada di Side B lagu ke-3. Penata musik Billy J Budiardjo dan Ebiet G Ade.Musisi pendukung: Jimmy Manoppo, Utje F Tekol, Adhie MS, Dodo Drakhma, Yap Cie Kian, Suryati Supilin, Suyin, Edo, Zulkifly. Mixdown album Langkah Berikutnya dikerjakan di Ciema Audio, Manila, Philipna oleh Edwin Luna.

Sumber foto: Majalah Tempo 8 Maret 1980

Ebiet G.Ade pernah belajar gitar  di Sanggar Olah Seni Indonesia (SOSI). Lembaga kursus tersebut didirikan Kusbini bertempat di kediamannya, Jalan Pengok 29 Yogyakarta (sekarang Jl.Kusbini).

Lagu Untuk Kita Renungkan ditulis Ebiet G.Ade sebagai bentuk simpati dan duka cita mendalam kepada seluruh korban letusan  Gunung Galunggung (2.167 m dpl) di Tasikmalaya tahun 1982. Letusan Gunung Galunggung terjadi selama sembilan bulan dari 5 April 1982 hingga 8 Januari 1983. Nukilan lagu Untuk Kita Renungkan:

 Kita mesti telanjang dan benar-benar bersih
Suci lahir dan di dalam batin
Tengoklah ke dalam sebelum bicara
Singkirkan debu yang masih melekat, mmh
Singkirkan debu yang masih melekat
 Anugerah dan bencana adalah kehendak-Nya
Kita mesti tabah menjalani
Hanya cambuk kecil agar kita sadar
Adalah Dia di atas segalanya, oh-oh
Adalah Dia di atas segalanya
 Anak menjerit-jerit, asap panas membakar
Lahar dan badai menyapu bersih
Ini bukan hukuman, hanya satu isyarat
Bahwa kita mesti banyak berbenah
 Memang bila kita kaji lebih jauh
Dalam kekalutan, masih banyak tangan
Yang tega berbuat nista, oh-oh
 Tuhan pasti telah memperhitungkan
Amal dan dosa yang kita perbuat
Ke manakah lagi kita 'kan sembunyi
Hanya kepada-Nya kita kembali
Tak ada yang bakal bisa menjawab
Mari hanya runduk sujud pada-Nya

Lagu Untuk Kita Renungkan berada di album Tokoh-tokoh produksi tahun 1982 oleh Jackson Records & Tapes, Jakarta.  Memuat 10 lagu. Lagu Untuk Kita Renungkan berada di urutan pertama pertama di Side A. Lagu lain yang ditulis Ebiet G.Ade dalam album Tokoh-tokoh adalah  Lakon Anak-Anak Bencana. Lagu ke-2 Side B.Aransemen musik dalam album Tokoh-tokoh adalah  Billy J.Budiardjo dan Ebiet G.Ade.

Lihatlah, hoo anak-anak kami, hoo
Mereka yang hilang kesempatan, hoo
Main sembunyi dan belajar di sekolah desa
Serentak semuanya  duduk bingung di sudut barak
Nampaknya belum sepenuhnya dapat dimengerti
Apa yang sebenarnya tengah dialami
Sebuah bencana terjadi seperti mimpi
Tuhan, tunjukkanlah jalanan kami

Masih Ada Waktu merupakan komposisi yang ditulis Ebiet G.Ade untuk mengenang peristiwa kecelakaan kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro Jakarta Selatan 19 Oktober  1987.

 Bila masih mungkin kita menorehkan batin
Atas nama jiwa dan hati tulus ikhlas
Mumpung masih ada kesempatan buat kita
Mengumpulkan bekal perjalanan abadi
 Kita pasti ingat
Tragedi yang memilukan
Kenapa harus mereka yang terpilih menghadap
Tentu ada hikmah yang harus kita petik
Atas nama jiwa mari heningkan cipta
 Kita mesti bersyukur
Bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Tak ada yang bakal dapat menghitung
 Hanya atas kasih-Nya
Hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba
Meminjam catatan-Nya
 Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
 Yang terbaik hanyalah
Segeralah bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu
 Kita mesti bersyukur
Bahwa kita masih diberi waktu
Entah sampai kapan
Tak ada yang bakal dapat menghitung
 Hanya atas kasih-Nya,
Hanya atas kehendak-Nya
Kita masih bertemu matahari
 Kepada rumput ilalang
Kepada bintang gemintang
Kita dapat mencoba
Meminjam catatan-Nya
 Sampai kapankah gerangan
Waktu yang masih tersisa
Semuanya menggeleng
Semuanya terdiam
Semuanya menjawab tak mengerti
 Yang terbaik hanyalah
Segeralah bersujud
Mumpung kita masih diberi waktu

Lagu Masih Ada Waktu dirilis dalam album dengan judul sama, Masih Ada Waktu, September 2008 oleh Trinity Optima. Aransemen musik oleh Anto Hoed (Potret). Album Masih Ada Waktu memuat 16 lagu dan  Masih Ada Waktu berada di urutan  ke-2 side A.

(Abdul Malik, bersambung)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here