Anang Ardiansyah – Balada Iman, Lagu-Lagu Banjar Terbaik ‘84

0

SOUTH KALIMANTAN

Type of Collection: Cassette
Artist/Group: Anang Ardiansyah
Album Title: Balada Iman.Lagu-lagu Banjar Terbaik 84  (The best banjar folk songs 84)
Origin: South Kalimantan
Language: Banjar
Year of Release: 1984
Label: Suryanata Records
Serial Number: No Data
Contributor : Museum Musik Indonesia

Reference Link :

Tracklist

NOSong TitleSongwriterVocal
 SIDE A :
1Paris BarantaiAnang ArdiansyahEmelia Agus
2Rumah BanjarRustam RefesEmelia Agus
3Siapa Ampun LaranganTaboneoSyamsudin Chandra
4Uma AbahAnang ArdiansyahEmelia Agus
5BatasmiyahAnang ArdiansyahNoor Hikmah
6Nasib TambanganS.SalfassSyamsudin Chandra
 SIDE B :
1Bismillah Kata BermulaAnang ArdiansyahNoor Hikmah
2Tali WasiNNAnang Ardiansyah
3Pohon RambaiAnang ArdiansyahEmelia Agus
4Di Banua UrangFarhan Nasri/Adi MawardiEmelia Agus/Noor Hikmah
5Terima KasihMas’udAnang Ardiansyah
6Intan MarikitAgit KursaniNoor Hikmah

Biography

Anang Ardiansyah was born in Arab Village, Banjarmasin, South Kalimantan, May 3, 1939. The eldest son of the couple Nur Cahaya and Masran. There are 123 songs that he has written. Summarized in the album: Balada Iman (1982), Kambang Goyang (1983), Galuh Banjar (1985), Latinia (1986), Diang Katinting (1987), Curiak (1988). Anang Ardiansyah died in Banjarmasin, August 7, 2015. Buried at Guntung Lua TPU, Banjarmasin.

About Album

The Ballad of Faith album, Best Banjar Songs 84 contains 12 songs, 5 of which were created by Anang Ardiansyah. There are two songs that he sings himself on this record. The songs he wrote contain the attitude of life and culture of Banjar People. It also reflects Malay culture as the root of Banjar culture which is assimilated with Bugis, Javanese, Chinese. Anang Ardiansyah is an important figure in the Banjar cultural encyclopedia.

About Songs

One of the songs that is quite famous in this album is Paris Barantai, sung by Emelia Agus. Written by Anang Ardiansyah around 1959. Then it was arranged and performed for the first time by the Modern Rindang Banua Regional Rhythm Orchestra and in 1960 recorded by Studio Lokananta, Solo, in the form of a LP. The song was created no more than a month. Paris Barantai is a happy song that we interpret as an expression of the natural beauty of Kotabaru, with its sea, waves, ships, and mountains. So that Anang Ardiansyah’s most phenomenal song is often called “Kotabaru” as the title. Kotabaru is the capital of Kotabaru Regency which is located on Laut Island which is separated from Kalimantan Island.

In fact, what Anang Ardiansyah expressed through the song Paris Barantai is far from it all. The natural beauty of Kotabaru is only a sweetener. While the main content is a verse that reads “…hand to chest, nose to cheek…”

That’s the fact. The song Paris Barantai is Anang Ardiansyah’s expression about the traditional Gandut dance, a coastal youth dance that smells erotic, smells of carrobo. The creation of this song stems from the introduction of Anang Ardiansyah with a Gandut dancer named Suparis whose clothes are made of chained cloth, so the title of the song Paris Barantai was born. The song by Anang Ardiansyah has become one of the icons of the nationally famous folk song as the song of South Kalimantan or Banjar.

(Source of info: Abah Raja Ai’s book, Biography of Anang Ardiansyah the Maestro of Banjar Songs, Nasrullah & Riswan Irfani, Pagan Press, Lamongan, September 2020.)

Another song by Anang Ardiansyah on this album is Bismillah Kata Bermula. A musical work with a religious theme. It can also be called a song that represents the spirit of the album, entitled Balada Iman.

The religious content in Anang Ardiansyah’s song is strongly influenced by his childhood background which is thick with a religious atmosphere since the habit of studying the Islam with his family. After being a teenager, his ability to recite the Koran was tested when Anang Ardiansyah was chosen as the best reciter in Malang, East Java. He took the deepening of religious teachings while on the island of Java. He had studied at an Islamic high school, precisely at the Bori Islamic School, Jalan Semeru, Malang City.

It is this religious life that is rarely revealed in Anang Ardiansyah’s life. Even though his childhood in Banjarmasin, Anang Ardiansyah often participated in religious studies, especially the tradition of the diversity of Muslims in Banjarmasin City. Even Anang Ardiansyah has been able to recite the Koran since elementary school, using the Qaida Al-Baghdadiya book. better known as Alifan.

Story

The Banjar tribe (Urang Banjar) is an ethnic group with a coverage area of South Kalimantan, parts of Central Kalimantan and East Kalimantan. The Banjar tribe can also be found in Riau, Jambi, North Sumatra and Peninsular Malaysia due to the migration of the Banjar People to the Malay Archipelago in the 19th century.

Value

According to Anang Ardiansyah, the identity of Banjar people is Muslim. So the songs are religious, especially in the practice of daily life. Through his religious songs, Anang Ardiansyah enjoys religious life, how people fast, break their fast, celebrate holidays, say the shahada. Even Sangu Batulak is a parable of life, if we travel it is as if we are going to die, so that we bring lots of provisions. That is the important value contained in this album. There are ethical and religious messages as conveyed in the two songs above.

Writer: Abdul Malik-Indonesian Music Museum

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 

Biography

Anang Ardiansyah lahir di Kampung Arab, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 3 Mei 1939.Putra sulung pasangan Nur Cahaya dan Masran. Ada 123 lagu yang telah ditulisnya.Terangkum dalam album: Balada Iman (1982), Kambang Goyang (1983), Galuh Banjar (1985), Latinia (1986), Diang Katinting (1987), Curiak (1988). Anang Ardiansyah wafat di Banjarmasin, 7 Agustus 2015. Dimakamkan di TPU Guntung Lua, Banjarmasin.

About Album

Album Balada Iman, Lagu-lagu Banjar Terbaik 84 memuat 12 lagu, 5 diantaranya ciptaan Anang Ardiansyah. Ada dua lagu yang dia nyanyikan sendiri di rekaman ini. Lagu-lagu yang ditulisnya mengandung sikap hidup dan budaya Urang Banjar. Juga mencerrminkan budaya Melayu sebagai akar budaya Banjar yang berasimilasi dengan Bugis, Jawa, Tionghoa. Anang Ardiansyah merupakan sosok penting dalam ensiklopedi budaya Banjar.

About Songs

Salah satu lagu yang cukup terkenal dalam album berupa pita kaset ini adalahParis Barantaiyang dinyanyikan oleh Emelia Agus. Ditulis Anang Ardiansyah sekitar tahun 1959. Selanjutnyadiaransemen dan dibawakan pertama kali olehOrkes Irama Daerah Modern Rindang Banuadan pada tahun 1960 direkam oleh StudioLokananta, Solo, bentuknya berupa piringan hitam. Lagu itu diciptakan tidak lebih dari satu bulan. Paris Barantai sebuah lagu gembira yang kita maknai sebagi ungkapan mengenai keindahan alam Kotabaru, dengan laut, ombak, kapal, dan gunungnya yang diselimuti mega. Sehingga lagu Anang Ardiansyah yang paling fenomenal ini seringdisebut “Kotabaru” sebagai judulnya. Kotabaru adalah ibukota dari Kabupaten Kotabaru yang terletak di Pulau Laut yang terpisah dengan Pulau Kalimantan.

Padahal, apa yang diungkapkan Anang Ardiansyah lewat lagu Paris Barantai ini jauh dari itu semua.Keindahan alam Kotabaru hanya pemanis belaka. Sedangkan isi utamanya adalah bait yang berbunyi “…tangan ka  dada, hidung ka pipi…”

Itulah faktanya. Lagu Paris Barantai adalah ungkapan Anang Ardiansyah tentang tari tradisional Gandut, tarian muda-mudi pesisir yang beraroma erotis, berbau carobo. Terciptanya lagu ini bermula dari perkenalan Anang Ardiansyah dengan seorang penari Gandut bernama Suparis yang bajunya dari kain berantai-rantai, maka lahirlah judul lagu Paris Barantai. Lagu karya Anang Ardiansyah menjadi salah satu icon lagu daerah yang terkenal secara nasional sebagai lagu Kalimantan Selatan atau Banjar.

(Sumber info: Buku Abah Raja Ai, Biografi Anang Ardiansyah Sang Maestro Lagu Banjar, Nasrullah & Riswan Irfani, Pagan Press, Lamongan, September 2020.)

Lagu karya Anang Ardiansyah lainnya dalam album ini adalahBismillah Kata Bermula. Sebuah karya yang bertema religius.Dapat juga disebut lagu yang mewakili spirit album yang berjudul Balada Iman ini.

Muatan religius dalam lagu Anang Ardiansyah sangat dipengaruhi latar belakang masa kecilnya yang kental dengan suasana religius sejak kebiasaan belajar mengaji dengan keluarganya di Pasar Lama. Setelah menginjak remaja, kemampuan mengajinya teruji ketika Anang Ardiansyah terpilih sebagai qari terbaik di Malang, Jawa Timur. Pendalaman ajaran agama ditempuhnya selama di Pulau Jawa. Ia pernah sekolah menengah atas Islam tepatnya di Sekolah Islam Bori, Jalan Semeru, Kota Malang.

Kehidupan religi inilah yang jarang terungkap dalam kehidupan Anang Ardiansyah.Padahal masa kecilnya di Banjarmasin, Anang Ardiansyah sering ikut pengajian agama apalagi tradisi keberagaman umat Islam di Kota Banjarmasin begitu kental terasa.Bahkan Anang Ardiansyah sudah bisa mengaji sejak SD, menggunakan kitab Qaida Al-Baghdadiya yang lebih dikenal dengan sebutan alifan.

Story

Suku Banjar (Urang Banjar) adalah suku bangsa dengan wilayah cakupan Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur. Suku Banjar juga dapat ditemui di Riau, Jambi, Sumatera Utara dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar ke Kepulauan Melayu di abad 19.

Value

Menurut Anang Ardiansyah, identitas orang Banjar adalah orang Islam.Jadi lagunya berbau religi, terutama dalam praktek kehidupan sehari-hari.Melalui lagu-lagu religinya, Anang Ardiansyah menikmati hidup beragama, bagaimana orang puasa, berbuka puasa, berhari raya, mengucapkan syahadat. Bahkan Sangu Batulak adalah perumpamaan hidup, kalau kita bepergian seolah-olah pergi mati, agar banyak-banyak membawa bekal. Itulah nilai penting yang terkandung dalam album ini. Ada pesan etika dan religi seperti disampaikan dalam dua lagu di atas.

Writer: Abdul Malik-Museum Musik Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here