EAST NUSA TENGGARA
Type of Collection | : Cassette |
Artist/Group | : De Rosen Group (Pimp MT. de Rozari) |
Album Title | : Lagu-lagu Pop Daerah Nusa Tenggara Timur |
Origin | : East Nusa Tenggara |
Language | : East Nusa Tenggara |
Year of Release | : 1976 |
Label | : Irma Record |
Serial number | : – |
Contributor | : Museum Musik Indonesia, 2021 |
References :
- https://nadanusantara.wordpress.com/2010/01/15/ingrid-fernandez-pelopor-penyanyi-dari-ntt/
- https://www.sergap.id/kisah-almarhum-el-tari-ditembak-dua-kali-hingga-menjadi-gubernur-ntt/
- https://id.wikipedia.org/wiki/El_Tari
Tracklist
No | Title | Songwriter | Singer | Origin |
SIDE A: | ||||
1 | Bung El Tiada Lagi | MT. de Rozari | Chairul Hutabarat | NTT |
2 | Kikuderi | No Data | Inggrita Fernandez | Ende/Lio |
3 | Ema Sayang | MT. de Rozari | Inggrita Fernandez | Flores Timur |
4 | Bei Benga | No Data | Chairul Hutabarat | Ngada |
5 | Mana Lolo Banda | No Data | Francine Renwarin | Sabu |
6 | O Mia | No Data | Francine Renwarin | Ende/Lio |
SIDE B: | ||||
1 | Ofalangga | No Data | Inggrita Fernandez | Sabu |
2 | Jong Lau Sadang Bui | No Data | Francine Renwarin | Maumere/Sikka |
3 | Oras Loron Malirin | No Data | Francine Renwarin | Belu |
4 | Aku Retang Bao | No Data | Francine Renwarin | Manggarai |
5 | Tundu Pawuku | No Data | Inggrita Fernandez | Sumba |
6 | Hode Nena | P. Pati Niron | Inggrita Fernandez | Flores Timur |
7 | Elemoto | No Data | Instrumental | NTT |
8 | O Ine O Ema | No Data | Instrumental | NTT |
Biography
Very little information is known about this group, but the De Rosen Group is a famous band in its era (70s era) with folk songs from East Nusa Tenggara. The works of the De Rosen Group deserve appreciation because they often introduce the richness of the cultural treasures of East Nusa Tenggara to the public.
The presence of Ingrid Fernandez in the De Rosen Group was one of the main pillars of how this group became popular among the people at that time. The album Putus Cinta is Ingrid Fernandez’s debut album, which was quite popular in the 1980s. Ingrid Fernandez also used to had a role in a movie, although only as an extra in the Tiga Dara Mencari Cinta. After Ingrid recorded an album containing folk songs from East Nusa Tenggara with the De Rosen Group, that’s when Ingrid and De Rosen Group were at the peak of their popularity. Based on data from the museum, Ingrid is the first East Nusa Tenggara woman who enter the recording studio. After that, followed by Thobias Meshakh & John Seme. Meanwhile Obbie Messakh, & Jonas Pareira was the first to enter the world of recording, which they’re already known as a songwriter.
De Rosen Group who led by MT. De Rozari become popular in the 70s, especially in the East Nusa Tenggara. In addition to introducing and preserving regional culture, for fans, Inggrita Fernandez and Francine Renwarin has exquisite voice, which is also accompanied by MT’s wonderful Saxofone performance. MT. De Rozari, is also the main attraction for De Rosen Group.
About Album
This album is a compilation album of East Nusa Tenggara pop songs arranged and sung by the De Rosen Group. The songs in this album represent various regions in East Nusa Tenggara with their respective cultures and languages. These areas are Ende/Lio (2 songs), East Flores (2 songs), Ngada (1 song), Sabu (2 songs), Maumere/Sikka (1 song), Belu (1 song), Manggarai (1 song), and 3 songs which represent East Nusa Tenggara itself in general.
Story
From those eighteen songs, the song titled Bung El Tiada Lagi became one of the most popular song on this album. This is because that song is dedicated for the late Governor of East Nusa Tenggara named El Tari. Posthumous Major General of Indonesia National Army Elias Tari (El Tari), was the governor of East Nusa Tenggara from July 12, 1966 to April 29, 1978. He was born in Sabu, East Nusa Tenggara, April 18, 1926, and died in Kupang, April 29, 1978 at the age of 52. He became the Governor of East Nusa Tenggara replacing W. J. Lalamentik. He implemented a policy to form a New Style Village from the Traditional Kingdoms concept. His famous quote was: “Plant, Plant, Plant again!”. Before becoming a governor, he joined the war and got shot twice. His patriotic spirit and influence as a leader made the people of East Nusa Tenggara respect El Tari, which his name was used as the name of an airport in Kupang, namely El Tari International Airport.
Value
The folk song of East Nusa Tenggara is one of the evidences of Indonesia’s cultural heritage that was inherited from generation to generation since ancient time. Many of these songs come from the folk song culture where most of them live in rural areas. Time has encouraged artists from East Nusa Tenggara to create new works by adopting elements of traditional music using local languages. In the current era, the urgency to preserve Indonesia’s cultural heritage as well as folk songs has declined. Advances in technology made people as part of a cosmopolitan society (global society). Where we much familiar with something that originates far out there, compared to something that exists in our own country.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Biography
Sedikit informasi yang diketahui terkait grup ini, namun De Rosen Group merupakan sebuah grup band yang terkenal di zamannya (era 70-an) dengan lagu-lagu daerah Nusa Tenggara Timur. Karya-karya dari De Rosen Group layak diapresiasi karena seringkali memperkenalkan kekayaan dari khazanah budaya Nusa Tenggara Timur kepada masyarakat.
Kehadiran Ingrid Fernandez di De Rosen Group merupakan salah satu pilar utama atas bagaimana grup ini kemudian dikenal dan populer di kalangan masyarakat pada kala itu. Album Putus Cinta merupakan album perdana Ingrid Fernandez yang cukup populer pada tahun 1980-an. Inggrid Fernandez juga sempat main film, meskipun hanya sebagai figuran pada film Tiga Dara Mencari Mencari Cinta. Setelah Inggrid merekam album yang berisi lagu-lagu daerah Nusa Tenggara Timur bersama De Rosen Group, pada saat itulah Inggrid dan De Rosen Group berada di puncak popularitasnya. Berdasar data di museum, Ingrid ini putri daerah NTT pertama yang masuk dapur rekaman. Setelah itu diikuti Thobias Mesakh, menyusul kemudan John Seme. Sedangkan Obbie Messakh, Jonas Pareira memang terlebih dulu masuk di dunia rekaman- dan lebih dikenal sebagai penulis lagu.
De Rosen Group yang dipimpin oleh MT. De Rozari ini naik daun pada era 70-an di daerah Nusa Tenggara Timur. Selain mengenalkan dan melestarikan budaya daerah, bagi para penggemarnya, suara khas dari penyanyi Inggrita Fernandez dan Francine Renwarin, yang kemudian diiringi dengan permainan Saxofone yang lihai oleh MT. De Rozari, juga menjadi daya tarik tersendiri bagi De Rosen Group.
About Album
Album ini merupakan sebuah album kompilasi lagu-lagu pop daerah Nusa Tenggara Timur yang diaransemen dan dinyanyikan oleh De Rosen Group. Lagu-lagu dalam album ini mewakili berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur dengan budaya dan basanya masing-masing. Daerah-daerah tersebut adalah Ende/Lio (2 lagu), Flores Timur (2 lagu), Ngada (1 lagu), Sabu (2 lagu), Maumere/Sikka (1 lagu), Belu (1 lagu), Manggarai (1 lagu), dan 3 lagu mereprentasikan Nusa Tenggara Timur itu sendiri secara umum.
Story
Dari delapan belas lagu tersebut, lagu yang berjudul Bung El Tiada Lagi menjadi salah satu lagu yang paling populer dalam album ini. Hal ini dikarenakan lagu tersebut merupakan lagu yang didekasikan terhadap almarhum Gubernur Nusa Tenggara Timur yang bernama El Tari. Mayor Jenderal TNI Anumerta Elias Tari (El Tari) adalah Gubernur Nusa Tenggara Timur periode 12 Juli 1966 hingga 29 April 1978. Beliau lahir di Sabu, Nusa Tenggara Timur, 18 April 1926, dan meninggal di Kupang, 29 April 1978 pada umur 52 tahun. Ia menjadi Gubernur Nusa Tenggara Timur menggantikan W. J. Lalamentik. Kebijakan yang dilaksanakan adalah membentuk Desa Gaya Baru dari Kerajaan-kerajaan Tradisional. Terkenal dengan motto: “Tanam, Tanam, sekali lagi Tanam!”. Sebelum menjadi gubernur, ia pernah bergabung dalam peperangan dan tertembak sebanyak dua kali. Jiwa patriotik dan kewibawaannya sebagai pemimpin, membuat masyarakat Nusa Tenggara Timur menghormati El Tari, hingga nama nya dijadikan sebagai nama sebuah Bandara di Kupang, yaitu Bandara Udara Internasional El Tari.
Value
Lagu daerah Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu bukti warisan budaya Indonesia yang lahir secara turun menurun sejak dahulu kala. Lagu-lagu tersebut banyak yang berasal dari budaya nyanyian rakyat dan yang sebagian tinggal di pedalaman. Perkembangan zaman juga mendorong seniman-seniman asal Nusa Tenggara Timur menciptakan karya-karya baru dengan mengangkat elemen musik tradisi dan mempergunakan bahasa daerah. Di era kini urgensi untuk melestarikan warisan budaya Indonesia seperti halnya lagu-lagu daerah telah mengalami kemunduran. Kemajuan teknologi telah membuat kita menjadi bagian dari masyarakat kosmopolit (masyarakat global). Di mana kita lebih mengenal atau familiar dengan suatu hal yang jauh di luar sana, dibandingkan dengan sesuatu yang ada di negeri kita sendiri.
(Writer: Edra-Museum Musik Indonesia)