Hari ini 19 tahun lalu, tepatnya pada 12 Oktober 2002, tiga buah bom meledak di kawasan Kuta dan Denpasar, Bali. Serangkaian ledakan bom tersebut terjadi sekitar pukul 23.15 waktu setempat. Mengutip Harian Kompas, ledakan pertama terjadi lima meter di depan Diskotek Sari Club, yang berlokasi di Jalan Legian, Kuta. Tidak berselang lama, sebuah bom kembali meledak di Diskotek Paddy’s yang berada di seberang Sari Club. Sementara, ledakan ketiga terjadi sekitar 100 meter dari Kantor Konsulat Amerika Serikat di daerah Renon, Denpasar Bali. Selain mengakibatkan kerusakan bangunan, tiga ledakan bom itu juga menewaskan 202 orang yang saat itu berada di lokasi kejadian. Mayoritas korban merupakan warga negara Australia.
Mengenang peristiwa tersebut, Aneka Record Jl. Gajah Mada 7 Tabanan Bali merilis album Aneka’s All Stars. Tragedi 12 Oktober 2002 Jl.Legian-Kuta Bali. Memuat 14 lagu. Hasil penjualan, seribu rupiah per kaset disumbangkan untuk keluarga korban tragedi. Produser Bambang Pranoto, Executive Produser Oka Swetanaya.Recording engineer: Eko Wicaksono & Jimmy Sila’a. Didukung musisi: Dore, Teddy (guitar), Gst.Sudarsana (suling), Kadek (slendro). Proses rekaman dimulai 15 Oktober hingga 17 November 2002 di Aneka Swara Tabanan dan Midi Aneka Swara Denpasar. Jadikan Air Mataku Air Kehidupan. Tears For Motion.(Koleksi Museum Musik Indonesia)
Yuk pantengin terus informasi terbaru di official account kami:
Instagram: @museummusikindonesia
Web: http://museummusikindonesia.id
Youtube: Museum Musik Indonesia
Facebook (group & page): Museum Musik Indonesia
WAG: Museum Musik Indonesia
WA: 0811 3402 929