NORTH SUMATERA
Type of Collection | : Cassette |
Artist/Group | : Gordon Tobing and Vocal Group Suara Impola |
Album Title | : Sing-Sing So |
Origin | : North Sumatera Province |
Language | : Batak and other regional language |
Year of Release | : No Data |
Label | : Media Record |
Serial number | : No Data |
Contributor | : Radio Andika, Kediri |
Reference Link:
TRACKLIST
NO | Song Title | Songwriter | Lead Vocal |
SIDE A | |||
1 | Sing Sing So | No Data | Gordon Tobing |
2 | Bulan Tua | No Data | Gordon Tobing |
3 | Tja-Tja Maritja – Nona Manis – Potong Bebek Angsa | No Data | Gordon Tobing |
4 | Lisoi | No Data | Gordon Tobing |
5 | Aneuk Saboh | No Data | Gordon Tobing |
6 | Ajo Mama | No Data | Gordon Tobing |
7 | O Ale Inang | No Data | Gordon Tobing |
8 | Apuse | No Data | Gordon Tobing |
9 | Anakhonki | No Data | Gordon Tobing |
10 | Mengkalankan | No Data | Gordon Tobing |
SIDE B | |||
1 | Butet | No Data | Gordon Tobing |
2 | Mariam Tomong | No Data | Gordon Tobing |
3 | Tao Na Tio | No Data | Gordon Tobing |
4 | Soleram | No Data | Gordon Tobing |
5 | Sajang Dilale | No Data | Gordon Tobing |
6 | Inang Sarge | No Data | Gordon Tobing |
7 | Terkenang Tanah Airku | No Data | Gordon Tobing |
8 | Kaparinjo | No Data | Gordon Tobing |
9 | Mardalan Ahu Marsada-sada | No Data | Gordon Tobing |
10 | Sigulempong | No Data | Gordon Tobing |
BIOGRAPHY
Gordon Tobing (born in Medan, North Sumatra, August 25, 1925 – died in Jakarta, Indonesia, January 13, 1993 at the age of 67 years) is an Indonesian musician and singer who is famous for often singing folk songs in the Batak language (North Sumatera Province). Gordon played an important role in popularizing Batak folk songs throughout the world. His expertise in singing Batak songs (Tapanuli) has thrilled many people in various countries where he has visited. One of the Batak songs that he succeeded in popularizing to other countries was a song called “Sing Sing So”.
In 1950, Gordon went to Jakarta to look for a job. In Jakarta he had to change jobs and professions, but he felt that he was not suitable for some of these jobs, because his musical talent could not be channeled. Then he moved to RRI (Radio Republik Indonesia). It was in this place that he met famous Indonesian music artists at that time, such as Iskandar and Sudharnoto. This is where his musical talent began to develop. At that time Gordon formed a choir group called the Vocal Group (VG) “Sinondang”. After VG “Sinondang” disbanded, Gordon formed a new group called VG “Impola” (in Batak language it means: the best core of the best). VG Impola is what made Gordon famous since the 1960s.
Gordon’s totality in the world of folk music deserves to be appreciated. He never intended to change paths, like other musicians who switched paths to the world of pop or rock music. Because he has a good voice and is able to scream high while switching octaves, Gordon was once nicknamed “Maria Lanza” Indonesian. Maria Lanza is an Italian singer with a golden voice who masters hundreds of folk songs from many countries of the world. But now, Gordon Tobing has become a memory. He passed away on January 13, 1993, after a long career in presenting his golden voice for society and the Country. He has received various awards, both nationally and internationally.
ABOUT ALBUM
This cassette from Gordon Tobing, entitled “Sing Sing So” is an album containing Indonesian folk songs, most of which are North Sumatran folk songs that sung in the Batak language. In the process of making this album, Gordon worked with the Vocal Group “Impola”, a Vocal Group formed by himself. Some of the famous Batak songs on this album include: Sing Sing So, Lisoi, Butet and Sigulempong. In addition, this album also contains several folk songs from other regions outside North Sumatra, including: Nona Manis, Cut Duck Goose, Tja Tja Maritja, Apuse, Kaparinjo and Soleram.
STORY
In this album there is a song entitled “Sing Sing So“, which is one of the most famous Batak folk songs in Indonesia. Not only for the Batak tribe itself, many other tribes in Indonesia also know this song. This is because the rhythm of the song is lilting and with a simple notation, so that this song quickly sticks in people’s memories. The song “Sing Sing So” is one of Gordon’s favorite songs and he always sings it when he performs abroad. Even this song was famous in America in the mid-1960s era.
The following are the lyrics of the song “Sing Sing So”:
Sing Sing So (4 x)
Ueeee… Lugahon au da parau Ulloson au da alogo tu huta ni da tulang i (2x)
Sotung manimbil roham da hasian Paima so ro si rokkap ni tondi
Tiur do toktong rohami baoadi tarsongon pabiccar ni mata ni ari da ueee…
The lyrics of this song are few, but the duration of this song is long because the lyrics are repeated. The title Sing Sing So itself has no meaning, only as an additional word that completes the lyrics of the song. The word Sing sing so itself is usually a shout on cue in the Batak community accompanied by the movement of rowing a boat. Indeed this song has something to do with the boat.
The second line of this song means: take me, O boat, blow me, O wind, to my village of bones (the Batak community’s name for prospective in -laws). The meaning of this lyric is the desire of a Batak man who wishes to go to the village where his prospective in-laws live to meet his future wife. The third line means that the prospective wife remains in her position and does not move to another heart, remains faithful and waits until the future husband comes to meet her. The fourth line means that his journey or steps to the future wife’s village will be smooth without obstacles and bright like sunlight.
VALUE
The Key Value of this album are:
- This album contains folk songs in Indonesia, especially songs from North Sumatra
- Gordon Tobing is a figure who played a big role in introducing Batak people’s folk songs to the international world
- In the course of his musical career, Gordon Tobing remains faithful to sing Indonesian folk songs. Not many Indonesian musicians are as consistent as him.
Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Biography
Gordon Tobing (lahir di Medan, Sumatra Utara, 25 Agustus 1925 – meninggal di Jakarta, Indonesia, 13 Januari 1993 pada umur 67 tahun) merupakan seorang pemusik dan penyanyi berkebangsaan Indonesia yang terkenal karena sering menyanyikan lagu-lagu daerah berbahasa Batak. Gordon sangat berperan dalam mempopulerkan lagu-lagu rakyat Batak ke seantero dunia. Kepiawaian menyanyikan lagu Batak (Tapanuli) telah menggetarkan banyak orang di berbagai negara di yang telah disinggahinya. Salah satu lagu batak yang berhasil dia populerkan sampai ke luar negeri adalah lagu berjudul “Sing Sing So”.
Tahun 1950, Gordon berangkat ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Disana ia sempat berpindah-pindah pekerjaan dan profesi, tapi ia merasa tidak cocok dengan beberapa pekerjaan tersebut, karena bakat musiknya tak tersalurkan. Kemudian ia pindah ke RRI (Radio Republik Indonesia). Disinilah ia jumpa dengan seniman- seniman musik terkenal Indonesia saat itu seperti Iskandar dan Sudharnoto. Di tempat inilah bakat musiknya mulai berkembang. Saat itu Gordon membentuk Kelompok Paduan Suara yang bernama Vocal Group (VG) “Sinondang”. Setelah VG “Sinondang” bubar, Gordon membentuk lagi kelompok baru yang dinamakan VG “Impola” (dalam bahasa Batak artinya : inti yang terbaik dari yang terbaik). Vokal grup Impola inilah yang membuat Gordon menjadi terkenal sejak tahun 1960 an.
Totalitas Gordon di dunia musik rakyat memang pantas dikagumi. Ia tidak pernah berniat untuk pindah jalur, seperti pemusik lain yang pindah jalur ke blantika musik pop ataupun rock. Karena memiliki suara yang bagus dan sanggup melengking tinggi sambil berpindah oktaf, Gordon pun pernah dijuluki “Maria Lanza” Indonesia. Maria Lanza adalah penyanyi Italia bersuara emas yang menguasai ratusan lagu rakyat dari banyak negara di dunia. Namun kini, Kini Gordon Tobing tinggal kenangan. Dia meninggal dunia pada tanggal 13 Januari 1993, setelah berkarir lama dalam mempersembahkan suara emasnya untuk masyarakat dan Negara. Berbagai penghargaan telah diterimanya, baik yang berskala nasional mau pun internasional.
About Album
Kaset dari Gordon Tobing yang berjudul “Sing Sing So” ini merupakan album yang berisikan lagu-lagu daerah Indonesia, sebagian besar adalah lagu daerah Sumatera Utara yang dinyanyikan menggunakan Bahasa Batak. Dalam proses pembuatan album ini, Gordon bekerja sama dengan Vocal Group “Impola”, sebuah Grup Vocal yang dibentuknya sendiri. Beberapa lagu Batak yang terkenal di album ini di antaranya adalah: Sing Sing So, Lisoi, Butet dan Sigulempong. Selain itu, di album ini juga terdapat beberapa lagu daerah dari daerah lain, diantaranya adalah: Nona Manis, Potong Bebek Angsa, Tja Tja Maritja, Apuse, Kaparinjo dan Soleram.
Story
Di album ini terdapat sebuah lagu yang berjudul “Sing Sing So”, merupakan salah satu lagu rakyat Batak yang sangat terkenal di Indonesia. Tak hanya bagi suku Batak sendiri, suku lain di Indonesia juga banyak yang tahu lagu ini. Ini disebabkan karena Irama lagu yang mendayu-dayu dan dengan notasi yang sederhana, sehingga membuat lagu ini cepat menempel dalam ingatan masyarakat. Lagu “Sing Sing So” ini merupakan salah satu lagu yang sangat disenangi Gordon dan selalu dinyanyikannya ketika tampil di luar negeri. Bahkan lagu ini pernah terkenal di Amerika pada era pertengahan tahun 1960-an.
Berikut ini adalah syair dari lagu “Sing Sing So”:
Sing Sing So (4 x)
Ueeee… Lugahon au da parau Ulloson au da alogo tu huta ni da tulang i (2x)
Sotung manimbil roham da hasian Paima so ro si rokkap ni tondi
Tiur do toktong rohami baoadi tarsongon pabiccar ni mata ni ari da ueee…
Lirik lagu ini memang sedikit, namun lagu ini terasa panjang karena syairnya diulang-ulang. Judul Sing Sing So sendiri tak ada artinya, hanya sebagai kata tambahan yang melengkapi syair lagu. Kata Sing sing so sendiri biasanya merupakan teriakan aba-aba di masyarakat Batak yang disertai dengan gerakan mendayung perahu. Memang lagu ini ada hubungannya dengan perahu.
Baris kedua dari lagu ini artinya adalah: bawalah aku wahai perahu, tiupkanlah aku wahai angin ke kampung tulangku (Sebutan masyarakat Batak untuk calon mertua). Makna dari lirik ini adalah keinginan seorang laki-laki Batak yang berkeinginan pergi ke kampung tempat tinggal calon mertua untuk menemui menemui calon istrinya. Baris ketiga artinya agar si calon istri tetap pendiriannya dan tidak berpindah ke lain hati, tetap setia menunggu sampai sang calon suami datang menemuinya. Baris keempat artinya semoga perjalanan atau langkahnya ke kampung sang calon istri lancar tanpa hambatan dan terang seperti sinar matahari.
VALUE
Nilai penting dari album ini adalah:
- Album ini beriskan lagu-lagu daerah di Indonesia, khususnya lagu dari daerah Sumatera Utara
- Gordon Tobing merupakan sosok yang berperan besar dalam memperkenalkan lagu-lagu daerah Rakyat Batak ke kancah international
- Dalam perjalanan karir musiknya, Gordon Tobing tetap setia untuk menyanyikan lagu-lagu daerah Indonesia. Tidak banyak musisi Indonesia yang konsisten seperti dirinya.
Writer: Ari Yusuf – Museum Musik Indonesia