Musik Bergizi Tinggi ala Aeng Tongtong dan Ali Gardy Rukmana

0

KOTA MALANG -MUSEUM MUSIK INDONESIA- “Aeng tongtong artinya air gentong. Masyarakat di  desa menyediakan air di depan rumahnya. Air yang adaptif menjaga suhu tubuh. Air itu ibarat ilmu, “ ungkap Zoel Mistortoyfi pemain kibor Aeng Tongtong. Zoel Mistortoyfi  mengaku Aeng Tongtong terbentuk sebulan lalu karena even Jatim Art Forum. Kelompok ini konsisten menjaga seni tradisional.

Aeng Tongtong tampil setelah Jatim Art Forum 2023 dibuka oleh Drs.Benny Sampirwanto, M.Si, Asisten I Sekertariat Provinsi Jawa Timur di Taman Krida Budaya Jawa Timur Jl.Soekarno Hatta 7 Malang, Minggu (5/11/2023).

Dalam kesempatan malam itu, Benny menyampaikan apresiasinya untuk pelaksanaan JAF 2023. “Saya bangga dengan pelaksaan Jatim Art Forum tahun ini, karena memberikan nuansa yang berbeda dari tahun sebelumnya. Harapan saya untuk kegiatan berikutnya bdi tahun-tahun ke depan, akan lebih baik,” urainya dalam pembukaan. Jatim Art Forum dihelat tanggal 5 hingga 8 November 2023.

Aeng Tongtong menyajikan tiga komposisi: Elai, Dikjinjing dan Arak gambit sawit. “Lagu Elai merupakan keluh kesah orang Madura.Diramu dengan irama blues” urai Zoel Mistortoyfi. Sementara lagu Dikjinjing adalah lagu kanak-kanak di Madura yang sudah mulai jarang terdengar.”Arak gambit sawit merupakan penghormatan untuk sebuah gending yang pernah saya mainkan,” pungkas  Zoel Mistortoyfi. Aeng Tongtong terbentuk di Surakarta dan  beranggotakan Bayu Raditya (gitar melodi), Pamuji (bass), Subhan (kendang), Soladi (flute).

Penampilan berikutnya adalah Ali Gardy Rukmana dari Kabupaten Situbondo.  Ali Gardy menyajikan dua komposisi. Pandalungan Ritem mengusung performance solo musik.

“Karya ini mengeksplorasi berbagai ambience dan unsur pola ritem yang tersebar di Nusantara, dengan perpaduan fasilitas teknologi bunyi-bunyian modern,” urai Ali Gardy sesusai penampilan. Pandalungan Ritem merupakan rekam jejak pengalaman dengar Ali Gardy yang dibahasakan ulang dengan menyusun berbagai ragam bunyi menjadi potongan konsep dan fantasi pengetahuan. Komposisi ini menitikberatkan pada ranah historis, sosial, spiritual, dan geografis. Saat menyajikan komposisi kedua, Ali Gardy berkolaborasi dengan 12 petani di sekitar rumahnya yang menggantungkan garapan sawahnya dari air hujan.

Aransemen musik dari beberapa komposisi yang disajikan oleh Aeng Tongtong dan Ali Gardy Rukmana cukup memukau perhatian penonton yang memenuhi pendapa Taman Krida Budaya Jawa Timur  malam itu.(lik)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here