Suguhan World Music dan Kontemporer Menutup Jatim Art Forum 2023

0
Arca Tatasawara dari Kabupaten Malang. Dok. Dewan Kesenian Jawa Timur

KOTA MALANG-MUSEUM MUSIK INDONESIA- Perhelatan Jatim Art Forum ditutup dengan penampilan dua grup musik, Arca Tatasawara dan Ndhalungnesia.

Sebelum penampilan dua grup music, M.Noor Mukhlas Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur menyampaikan apresiasi perhelatan Jatim Art Forum 2023.”Jatim Art Forum  ini merupakan bagian dari kalender kegiatan kami, tapi di luar itu banyak even yang melibatkan para seniman di Jawa Timur.”

Jatim Art Forum 2023 mengambil tema Jangka Kebudayaan.Sejumlah acara digelar mulai Minggu (5/11/2023) hingga Rabu (8/11/2023) di Taman Krida Budaya Jawa Timur Jl.Soekarno Hatta 7 Malang.Pementasan musik, teater, sarasehan sastra, launching penerbitan buku sastra, pertunjukan sastra hingga workshop penulisan seni rupa. Sementara diskusi dan pemutaran film di Movimax Dinoyo City, dan diskusi seni rupa di Griya Brawijaya Universitas Malang.

Arca Tatasawara terbentuk bulan Agustus 2023 di Malang. Mengusung world music dan beranggotakan tujuh pemusik. Agus Wayan memainkan alat musik Sape dari Borneo dan Painting dari Bali. Alat tiup dan kendang dimainkan oleh Faizal, Lead gitar oleh Koko, sedangkan Mohammad memainkan bass, drumer dibawakan oleh  Adit dan biola oleh Toetut, sementara Nova yang menjadi vokalis, juga memainkan gitar dan kecapi.

Agus Wayan, salah satu anggota Arca Tatasawara menjelaskan bahwa nama Arca Tatasawara diambil dari sebuah pahatan batu di Candi Jago (Jagaghu), Desa Tumpang, Kabupaten Malang.”Menggambarkan para seniman dengan alat musik pada jaman kerajaan Singhasari pada abad ke-13, “ ungkapnya seusai pementasan musik, Rabu (8/11/2023). Menurutnya, nama Arca Tatasawara dimaknai sebagai keindahan bunyi yang kokoh tertata. “Nama Arca dari Nova Andiano,Tata dari Pak Dwi Cahyono, Sawara dari saya.Awalnya memang Tataswara dari Pak Dwi. Membedakan dengan grup lainnya swara cukup banyak. Jadi sawara nama spontan,yang artinya sama, yakni suara. Bahasa awalnya syawara ( rembuk berunding) Tetapi spontan sawara. Suara yang kita rembug menjadi indah di telinga,” urai Aak, sapaan akrabnya.

Arca Tatasawara dari Kabupaten Malang. Dok. Dewan Kesenian Jawa Timur

Arca Tatasawara dari Kabupaten Malang tampil memukau. Menyuguhkan enam komposisi, tiga diantaranya karya Nova Andiano:Malang, Pertanian, Nusantara. Sementara Arabian Java karya Agus Wayan. Tanduk Majeng dan Montro Nyawiji diaransemen bersama-sama. Salah satu yang menarik dari penampilan Arca Tatasawara adalah  Syahrul Badar dari Gubuk Sufi, Jabung Kabupaten Malang menari ala kaum sufi pada salah satu komposisi.

Penampilan kedua dalam penutupan Jatim Art Forum di Taman Krida Budaya Jawa Timur di Jl.Soekarno Hatta 7 Malang adalah Ndhalungnesia dari Kabupaten Jember. Akhmad Fauzan alumnus Etnomusikologi ISI Surakarta, Merak Badra Waharuyung, dan Danang Rianto mengolah musik patrol dalam balutan music tekno.

Ndhalungnesia dari Kabupaten Jember. Dok.Hengki Herwanto Museum Musik Indonesia

“Integrasi musik tradisional dalam domain musik pop-industri membuat musik akan lebih dapat diterima dan bermanfaat bagi pendengarnya. Dengan keutamaan nilai ini, komposisi-komposisi musik yang tercipta atas elan vital musik-musik etnis di seputar Jawa lebih dapat menyapa audiens dengan riang, tanpa kehilangan kekhidmatannya,” urai Akhmad Fauzan.Salah satu komposisi yang mereka usung berjudul Suwar Suwir, nama jajanan khas Jember.

Halim HD networker kebudayaan dari Solo. Dok.Abdul Malik

Memungkasi kegiatan Jatim Art Forum 2023, Halim HD networker kebudayaan dari Solo memberikan review selama empat hari mengikuti perhelatan Jatim Art Forum 2023. (lik)

Halim HD networker kebudayaan dari Solo. Dok.Abdul Malik

M.Noor Mukhlas Presidium Dewan Kesenian Jawa Timur.Dok.Abdul Malik

Arca Tatasawara dari Kabupaten Malang. Dok. Dewan Kesenian Jawa Timur

Ndhalungnesia dari Kabupaten Jember. Dok.Hengki Herwanto Museum Musik Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here