
Sebanyak 17 pengurus Yayasan Gang Sebelah, Gresik berkunjung ke Museum Musik Indonesia, Minggu (17/12/2023) pukul 11.00. Bu Ratna Sakti Wulandari, SE Kepala Museum Musik Indonesia menyambut langsung kedatangan kawan-kawan Yayasan Gang Sebelah. Kunjungan berlangsung di alamat baru Museum Musik Indonesia di Gedung Penunjang Museum Mpu Purwa lantai 2 Jl.Soekarno Hatta Perum Griya Shanta Blok B No.210 Kelurahan Mojolangu, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang 65141.
Sejumlah pengurus Museum Musik Indonesia hadir dan bergabung dalam jagongan gayeng.Pak Hengki Herwanto, Pak Wiro Kribo, Johanes Antok, Doddy Track, Djoko Purwanto, Pak Usman, Ari Yusuf, Abdul Malik.
Diatas selembar karpet dan diantara tumpukan kardus koleksi Museum Musik Indonesia, Irfan Akbar Prawiro pimpinan tim membuka pertemuan dan mengenalkan personel Yayasan Gang Sebelah.
Topik sharing bervariasi dari Sejarah pendirian, ihwal pengarsipan, pendanaan,perawatan koleksi, kiat sukses proposal menembus beberapa lembaga seperti MOWCAP UNESCO hingga oleh-oleh dari program di manca negara.
Sebagai salah satu pendiri, Pak Hengki Herwanto menjelaskan sejarah singkat pendirian Museum Musik Indonesia.”Dibutuhkan cinta untuk tetap bertahan hingga hari ini,” urai Pak Hengki. Kesejarahan aksara dan kesantunan budi pekerti menjadi urun rembug Pak Wiro Kribo anggota Dewan Pengawas Museum Musik Indonesia.
Bu Nana, sapaan akrab Kepala Museum Musik Indonesia membagi oleh-oleh sepulang dari Gwangju Korea Selatan.Museum Musik Indonesia mendapat undangan hadir dalam ACC-MOWCAP Small Grant Programme Dissemination Seminar, 23-24 November 2023. Museum Musik Indonesia dinilai sukses dalam dua program yang didukung dana dari MOWCAP UNESCO: Digitalisasi majalah Aktuil dari Bandung dan Dokumentasi musik tradisi Indonesia.Ada 7 negara yang mendapat undangan dari MOWCAP UNESCO: Malaysia, Birma, Mongolia, Sri Langka, Australia, Myanmar, Vietnam dan Indonesia.
Sementara Irfan Akbar Prawiro membuka oleh-oleh dari Festival Film Cannes di Perancis. “Saya menjadi salah satu dari 6 sineas perwakilan Indonesia ke Prancis untuk mengenalkan dan memasarkan film-film tanah air,” cerita Irfan. Film Gemintang produksi Gresik Movie disutradarai dan ditulis oleh Irfan Akbar Prawiro.Awalnya film Gemintang terpilih sebagai film dengan ide cerita terbaik di penghargaan Festival Film Bulanan (FFB) yang diadakan Deputi Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/ Baparekraf melalui Direktorat Musik, Film, dan Animasi. Irfan menjelaskan bahwa film Gemintang produksi Gresik Movie diputar dalam pasar film internasional Marche du Films Festival de Cannes, Prancis, 15-25 Mei 2023.
Sementara Bu Dewi Musdalifah Pembina Yayasan Gang Sebelah membawa oleh-oleh sepulang dari negeri jiran Malaysia. Bu Dewi Musdalifah telah menerbitkan buku Kumpulan cerpen “Jalan Kecil” (2022). Meraih penghargaan lomba buku fiksi terbaik di Dinas Pendidikan Jatim. Penghargaan secara simbolis diberikan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Tersebab buku Kumpulan cerpen Jalan Kecil, Bu Dewi Musdalifah mendapat undangan menjadi dalam kompetisi penulisan Cerpen Kreatif antar Mahasiswa se-Malasyia.Sekaligus menjadi pemateri Workshop di Kampus Institut Pendidikan Guru Malayasia (IPG), Kementerian Pendidikan Malaysia (KPM) Kampus Bahasa Antarabangsa, Kuala Lumpur, Malaysia, November 2023.
Museum Musik Indonesia dan Yayasan Gang Sebelah sama-sama pernah mendapatkan dukungan dana dari Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kemendikbudristek.Yayasan Gang Sebelah mewujudkan dalam Museum Virtual Masmundari. Museum Musik Indonesia melakukan kerja pengarsipan Dokumentasi Sejarah Musik Populer Indonesia 1967-1978.Publik dapat membuka akses hasil pengarsipan lewat laman museummusikindonesia.id.
Yayasan Gang Sebelah dan Museum Musik Indonesia sama-sama rajin menerbitkan buku.Yayasan Gang Sebelah telah menerbitkan beberapa judul buku termaktub dalam antologi puisi dan cerpen.Buku paling anyar yang diterbitkan Yayasan Gang Sebelah adalah Tinutur Kumpulan Cerita Pendek Residensi Literatutur. Bekerjasama dengan Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) Republik Indonesia.
Museum Musik Indonesia telah menerbitkan buku berjudul Karya Rekam Elektronik Koleksi Museum Musik Indonesia (bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional, 2018); Katalog Dokumentasi Musik Ambon Maluku (bekerjasama dengan Pemerintah Kota Ambon Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Ambon Music Office, 2018); Katalog Keanekaragaman Keroncong Indonesia, Dokumentasi Rekaman Musik Keroncong Klasik dan Modern di Museum Musik Indonesia (Balai Pelestarian Nilai Budaya DI Yogyakarta, 2021); Digitalisasi Majalah Aktuil (MOWCAP – UNESCO, 2020); Digitalisasi Majalah Musik Indonesia, Fasilitasi Bidang Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2020); Empat Dekade Sejarah Musik Kota Malang Era 60-90 karya M Arief Wibisono (2021); Musik-musik Tradisi dan Etnik di Indonesia (MOWCAP – UNESCO, 2021); Bens Leo dan Aktuil – Rekam Jejak Jurnalisme Musik (2021); Ensiklopedia Musik Indonesia Jilid I: Lagu Ambon & Maluku (ICCOM,2022); 20 Koleksi Unggulan Museum Musik Indonesia (Kerjasama GLAM Indonesia, Wikimedia, 2023).
Pertemuan ditutup dengan saling bertukar buku. Museum Musik Indonesia memberi hadiah tiga judul buku yang ditulis Bapak Pongki Pamungkas Pembina Yayasan Museum Musik Indonesia. Masing-masing berjudul Love of My Life, To Love and to be Loved, dan Read, Life, Love. Diserahkan langsung oleh Bu Nana kepada Mbak Hidayatun Nikmah Ketua Yayasan Gang Sebelah dan Bu Dewi Musdalifah Pembina Yayasan Gang Sebelah.
Kesepakatan bekerjasama dan berkolaborasi menjadi optimisme yang layak dicatat dan dimplementasikan di tahun 2024.(lik)
Dok.foto: Djoko Purwanto, Johanes Antok, Yayasan Gang Sebelah.
Yayasan Gang Sebelah didirikan pada Tahun 2017 yang berfokus dalam bidang sosial dan kebudayaan. Kami mempercayai nilai-nilai yang terkandung di masyarakat, Kabupaten Gresik sebagai domisili, belum banyak tersentuh. Sehingga segala upaya menguatkan identitas lokalitas sebagai aspek penting pembangunan nasional akan terus kami gali, rawat, dan melakukan pengembangan.
Tentu saja hal yang ingin kami capai, tidak bisa dilakukan sendirian. Sebuah Kedai bernama Gresiknesia kami ciptakan untuk menjalin jaringan dengan pola khas Gresik, yakni cangkrukan. Selain menyediakan kopi dan makanan, Gresiknesia juga memiliki ruang kecil untuk berdiskusi, eksebisi, hingga perpustakaan.
Sumber: HTTPS://GANGSEBELAH.OR.ID/YAYASAN-GANG-SEBELAH